Kunjungan Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz al-Saud ke Indonesia pada 1-9 Maret 2017 menarik perhatian khalayak. Ini merupakan kali kedua Raja Arab Saudi berkunjung ke Indonesia. Sebelumnya, pada 10-12 Juni 1970 atau 47 tahun yang lalu, Raja Arab Saudi Faisal bin Abdul Aziz pernah melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia.

 

11-06-1970-raja-arab
Berita Harian “Kompas” Kamis 11 Juni 1970 berjudul “Raja Faisal Tiba di Jakarta”

 

Harian Kompas, Senin, 8 Juni 1970, mengabarkan, Raja Faisal kelahiran Riyadh yang berusia 65 tahun itu juga menjabat menteri luar negeri. Faisal diangkat ayahnya, Raja Arab (saat itu) Abdul Aziz, pada 1929 ketika mengubah direktorat urusan luar negeri menjadi kementerian luar negeri. Beberapa kali Faisal memimpin misi ke luar negeri, menghadiri konferensi dan pertemuan internasional. Faisal ke Bahrain dan kota-kota di Eropa sebagai Utusan Raja Abdul Azis. Faisal ikut dalam proses pembentukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan menandatangani pernyataan bersama untuk membentuk PBB di San Francisco (Amerika Serikat) pada 1945, serta hadir dalam sidang yang membahas rencana Piagam PBB.

Faisal mengunjungi AS pada 1937 atas undangan Presiden AS Franklin Delano Roosevelt, menghadiri Konferensi Menteri-menteri Luar Negeri Negara-negara Arab yang diselenggarakan di Kairo, Mesir.

Kunjungan Raja Arab Faisal ke Indonesia pada Juni 1970 untuk memperat hubungan persahabatan kedua negara. Menteri Luar Negeri Indonesia Adam Malik, seperti dikutip harian Kompas, Rabu, 10 Juni 1970, mengatakan, Raja Faisal membicarakan masalah Arab-Israel, hubungan ekonomi-perdagangan Indonesia-Arab Saudi, dan masalah haji. Menurut Adam Malik, kunjungan Raja Faisal tidak dapat dipisahkan dari hasil Konferensi Islam di Jeddah sebelumnya.

Kunjungan Raja Faisal ke Indonesia merupakan rangkaian kunjungannya ke beberapa negara, yaitu Malaysia, Afganistan, dan Aljazair.

Dalam konteks situasi masa itu, semakin membesarnya pengaruh Uni Soviet di Timur Tengah tidak membuat Arab Saudi nyaman. Juga bagi Jordania, Lebanon, dan Maroko.  Tajuk harian Kompas, 10 Juni 1970, berjudul ”Menyambut Raja Faisal” menulis, ”Salah satu usaha menghindarkan mewujudnya keadaan yang tidak diinginkan itu, Raja Faisal dalam perjalanan kelilingnya ini kiranya mengajak negara-negara yang dikunjunginya untuk turut serta mengusahakan penyelesaian Timur Tengah dengan cara-cara yang lebih positif.”Kunjungan Raja Faisal ke Indonesia merupakan rangkaian kunjungannya ke beberapa negara, yaitu Malaysia, Afganistan, dan Aljazair.

Tiba di Kemayoran

Dalam berita di harian Kompas, Kamis, 11 Juni 1970, berjudul ”Raja Faisal Tiba di Jakarta” disebutkan, Raja Faisal Ibn Abdul Aziz al-Saud tiba pada Rabu, 10 Juni 1970, pukul 11.15 di Lapangan Terbang Kemayoran menggunakan pesawat Saudi Arabia Airlines dari Kuala Lumpur, Malaysia. Kedatangan Raja Faisal disambut Presiden Soeharto, pejabat tinggi,  dan Korps Diplomatik di Jakarta.

Raja Faisal yang mengenakan pakaian nasional Arab Saudi berupa jubah warna coklat dan ikat kepala berwarna putih itu disambut Presiden Soeharto di kaki pesawat dengan salam selamat datang. Kedua kepala negara itu kemudian menuju panggung kehormatan untuk mendengarkan lagu kebangsaan masing-masing. Bendera Merah Putih dan bendera Arab Saudi berwarna hijau bertuliskan huruf Arab berkibar berdampingan.  Raja Faisal kemudian diterima Presiden Soeharto di Istana Merdeka.

Dalam berita harian Kompas, Kamis, 11 Juni 1970, berjudul ”Faisal Sangsikan Bantuan Soviet” disebutkan, Raja Faisal menyangsikan kesungguhan Uni Soviet membantu negara-negara Arab menghadapi Israel. Kesangsian Raja Faisal itu diungkapkan Wakil Ketua MPRS Subchan ZE setelah bertemu Faisal.

Pembicaraan resmi antara Presiden Soeharto dan Raja Faisal dilakukan Kamis (11/6/1970) di Istana Merdeka. Soeharto menjelaskan, kegiatan-kegiatan umat Islam di Indonesia, di antaranya soal zakat, penertiban masalah haji, dan pembangunan Masjid Istiqlal, seperti diberitakan harian Kompas, Jumat, 12 Juni 1970.

ARSIP HARIAN KOMPAS

Berita harian Kompas pada 12 Juni 1970 berjudul ”Pembicaraan Resmi Soeharto-Faisal”.

Dalam jamuan makan di Istana Negara, Soeharto menyatakan dukungan Indonesia terhadap perjuangan negara-negara Arab dalam pergolakan Timur Tengah.

Raja Faisal pada Kamis siang menyempatkan diri meninjau Masjid Istiqlal, dan dia disambut ribuan umat Islam. Faisal menerima kenang-kenangan berupa pigura ”Istiqlal”.

Hari Jumat, Raja Faisal menyampaikan pidato persahabatan di depan Sidang Pleno Istimewa DPRGR. Setelah itu, Faisal bersembahyang di Masjid Al Azhar dengan Imam Prof Hamka dan khatib Sekneg Alamsyah.

SUMBER: TOPIK HARI INI, KOMPAS.ID, RABU 1 MARET 2017