ROBERT ADHI KSP

Pandemi Covid-19 belum melandai. Gelombang kedua pandemi bahkan mengganas di negara-negara di Eropa. Pengumuman keadaan darurat kesehatan, pemberlakuan jam malam, kewajiban penggunaan masker, sampai pembatasan jumlah orang yang berkumpul diterapkan di sejumlah negara untuk mencegah penyebaran virus agar tidak makin meluas dan menelan banyak korban.

Spanyol memberlakukan keadaan darurat kesehatan menyusul gelombang kedua pandemi Covid-19 melanda negeri itu. Sumber: Twitter @WorldCoronaInfo

Spanyol Berlakukan Keadaan Darurat dan Jam Malam

Pemerintah Spanyol sepakat untuk mengumumkan negeri itu dalam keadaan darurat kesehatan hari Minggu 25 Oktober 2020, yang memungkinkan pemberlakuan jam malam di seluruh dan atau di sebagian wilayah negara tersebut. Spanyol menjadi negara pertama di Eropa Barat dan negara kelima di dunia yang jumlah kasus Covid-19 melewati angka satu juta. Sejak awal pandemi Maret lalu hingga saat ini, jumlah korban meninggal di Spanyol akibat Covid-19 hampir 35.000 orang. 

Senin (26/10/2020) dinihari WIB, Perancis menggeser posisi Spanyol ke posisi ke-5 dalam jumlah kasus terbanyak di dunia, dengan selisih angka 27.775, setelah jumlah kasus terbaru di Perancis mencapai 52.010. Jumlah total warga Perancis yang terpapar Covid-19 sampai Senin dinihari WIB tercatat 1.138.507, sedangkan jumlah warga Spanyol yang terpapar 1.110.732.

Barcelona, Spanyol, 2015 di masa normal. Foto: dokumentasi Robert Adhi Ksp

Rapat luar biasa Dewan Menteri hari Minggu pagi menyatakan, komunike Perdana Menteri Pedro Sanchez yang menawarkan kemungkinan diberlakukan keadaan darurat kesehatan dan jam malam kepada 17 daerah otonom di negara itu. Tawaran Sanchez disambut baik oleh sebagian besar daerah yang memang meminta hal ini. Sabtu malam lalu, pemerintah di sembilan wilayah di Spanyol meminta pemerintah pusat di Madrid untuk mengumumkan keadaan darurat, Di Spanyol, kesehatan publik merupakan hak prerogatif setiap wilayah. 

Euronews mewartakan, dalam rapat selama dua jam, kabinet sepakat mengumumkan keadaan darurat kesehatan selama 15 hari ke depan, bahkan ada kemungkinan diperpanjang sampai April 2021.  Ini merupakan keadaan darurat kedua di Spanyol, setelah sebelumnya diumumkan Maret lalu ketika pandemi gelombang pertama terjadi — yang berakhir Juni lalu. 

Spanyol merupakan negara pertama di Eropa Barat dan negara kelima di dunia yang jumlah kasus terpapar Covid-19 melampaui satu juta. Kasus ini sempat melandai bulan Juni namun kemudian melonjak kembali, bahkan angka Oktober ini tertinggi sejak awal pandemi Maret lalu. Sumber infografis: Euronews

Italia Tutup Bioskop dan Klub Kebugaran

Italia menutup bioskop, kolam renang, dan klub kebugaran sejak Senin dalam upaya mengurangi penyebaran virus. Semua bar dan restoran wajib ditutup mulai pukul 18.00, tetapi toko dan tempat bisnis masih bisa beroperasi. 

BBC mewartakan, pemberlakuan ini disetujui Perdana Menteri Giuseppe Conte dan sejumlah pemimpin daerah di Italia.  Wilayah Campania, yang meliputi Napoli, termasuk wilayah yang terkena larangan ketat ini. Conte menegaskan tidak akan mengulangi lockdown secara nasional seperti diberlakukan pada gelombang pertama pandemi bulan Maret dan April lalu karena telah menyebabkan kehancuran ekonomi negara tersebut. 

Di bawah aturan baru, sebagian besar kegiatan belajar-mengajar di sekolah menengah akan dilakukan secara daring, bukan pertemuan fisik di kelas. Langkah Italia ini dilakukan di tengah aksi demo di Napoli dan kemudian di Roma yang menentang pemberlakuan aturan yang lebih ketat. 

Hari Sabtu, jumlah kasus baru di Italia tercatat 19.600 dengan jumlah korban meninggal pada hari itu 151 orang. 

Milan, Italia, 2013, di masa normal. Foto: dokumentasi Robert Adhi Ksp
Situasi pandemi Covid-19 di 20 negara di Eropa (sampai Senin 26 Oktober 2020 pukul 06.00 WIB. Diolah dari laman worldometers.info).

Presiden Polandia Positif Terpapar Covid-19 

Warga Polandia Sabtu lalu menerima pesan resmi, yang meminta mereka untuk tetap tinggal di rumah, dan membantu warga senior karena negeri itu sudah memasuki zona merah dan di-lockdown. Polandia memerintahkan sekolah-sekolah dan restoran-restoran tutup selama dua pekan ke depan. Dengan peraturan ini, semua restoran hanya melayani pesan-antar.  Pemerintah Polandia juga memutuskan untuk menutup klub kebugaran dan beberapa lainnya.

Jumlah orang yang berkumpul pun dibatasi maksimal lima orang, sedangkan pesta pernikahan dilarang untuk digelar. Jumlah orang yang diizinkan masuk ke toko, menggunakan transportasi publik, dan menghadiri misa dan kegiatan ibadah lainnya, dibatasi. Peraturan ini diberlakukan setelah Polandia mencatat rekor tertinggi Jumat pekan lalu, dengan 13.000-an warga yang terkonfirmasi positif terpapar Covid-19. 

Krakow, Polandia, 2017. Foto: dokumentasi Robert Adhi Ksp

Pernyataan resmi pemerintah Sabtu lalu menyebutkan, Presiden Polandia Andrzej Duda positif tertular Covid-19.  “Presiden dites dan dinyatakan positif. Saat ini presiden dalam kondisi baik,” kata Sekretaris Negara untuk Kepresidenan Polandia, Blazej Spychalski dalam akun twitternya, Sabtu, seperti diwartakan Euronews. 

Tidak jelas kapan Duda terpapar virus tersebut. Presiden Polandia menghadiri forum investasi di Tallinn Senin pekan lalu, dan bertemu dengan Presiden Bulgaria Rumen Radev, yang belakangan melaksanakan karantina mandiri setelah kontak dengan orang lain yang terpapar virus di negerinya.  

Jumat lalu, Andrzej Duda mengunjungi Stadion Nasional di Warsawa, yang diubah fungsinya menjadi rumah sakit lapangan untuk membantu kekurangan fasilitas kesehatan di Polandia. Pada hari yang sama, Duda menyerahkan penghargaan negara kepada petenis Polandia berusia 19 tahun, Iga Swiatek, yang pada awal Oktober ini memenangi turnamen Perancis Terbuka. Duda juga bertemu dengan ayahnya sekaligus pelatihnya, Tomasz Swiatek. Duda dan Swiatek mengenakan masker dan sarung tangan, tetapi berdiri sangat dekat dan berjabatan tangan. Iga Swiatek mengatakan dia dan timnya tidak mengalami gejala terpapar Covid-19 tetapi tetap melakukan karantina mandiri. Dia selalu dites secara rutin dan akan dites lagi dalam tiga hari ke depan.  

Sumber video: YouTube EuroNews

Ceko Dirikan Rumah Sakit Darurat 

Republik Ceko sejak September dilanda gelombang kedua pandemi dan hingga kini belum melandai. Hari Jumat lalu, Ceko mencatat rekor jumlah kasus baru 15.250, tertinggi sejak awal pandemi. Jumlah yang meninggal dunia tercatat 126 orang sehingga total korban meninggal akibat Covid-19 di Ceko tercatat 1.971 orang.

Pemerintah Ceko mendirikan rumah sakit darurat untuk pasien Covid-19 berkapasitas 500 tempat tidur dengan 10 unit perawatan intensif di Praha, mengantisipasi penuhnya rumah sakit. Rumah sakit lapangan ini didirikan anggota militer di wilayah utara kota Praha di distrik Letnany, mengantisipasi pasien baru yang terus berdatangan sejak Minggu. Dokter dan staf medis memprediksi Republik Ceko akan mengalami krisis pada awal November. Karena itulah rumah sakit lapangan sangat dibutuhkan. 

Praha, Ceko, 2017, di masa normal. Foto: dokumentasi Robert Adhi Ksp.

Menteri Kesehatan Ceko, Roman Prymula Rabu lalu mengumumkan ihwal penutupan bar, restoran, dan sekolah di negeri itu. Sementara jumlah orang yang berkumpul di ruang publik dibatasi maksimal dua orang. Ironisnya, Prymula kepergok meninggalkan salah satu restoran di Praha, beberapa jam setelah mengumumkan pemberlakuan peraturan baru. Dalam wawancara dengan Mingguan Respekt, Menkes Ceko mengaku diundang ikut pertemuan dengan seorang direktur rumah sakit dan dia hanya berjalan melalui restoran tersebut. Namun PM Ceko Andrej Babis mengatakan dia akan memberhentikan Prymula jika dia tidak mengundurkan diri.

Pemberlakuan jam malam di Perancis diperluas dan diperpanjang. Sumber: Twitter @WorldCoronaInfo

Perancis Perpanjang dan Perluas Jam Malam

Perancis, salah satu negara yang paling menderita terkena dampak gelombang pertama pandemi, sejak Jumat tengah malam pekan lalu mulai memberlakukan jam malam yang berlaku di dua pertiga wilayah Perancis yang dihuni sekitar 46 juta orang. 

Presiden Perancis Emmanuel Macron menegaskan, tak ada pilihan lain kecuali memperpanjang jam malam di negeri tersebut. Ini berarti perjalanan dan kegiatan dibatasi hingga pukul 21.00. Antara pukul sembilan malam dan pukul enam pagi, diberlakukan jam malam. Sebelumnya peraturan jam malam diterapkan di sembilan wilayah metropolitan di Perancis. Sejak Jumat tengah malam pekan lalu, jumlahnya menjadi 54. 

Sumber: Twitter @Emmanuel Macron

“Dalam tahap ini, kita tak punya pilihan lain, mengingat jumlah warga yang terpapar Covid-19 terus bertambah setiap hari. Untuk itu kita harus mengurangi aktivitas kehidupan sosial sebanyak mungkin, jika kita sungguh-sungguh ingin menyelamatkan sistem kesehatan negara dan warga negara Perancis,” kata Macron. Perancis mencatat lebih dari satu juta warganya terkonfirmasi terpapar Covid-19 dan 34.500 orang di antaranya meninggal sejak awal pandemi bulan Maret lalu. 

Paris, Perancis, 2015, di masa normal. Foto: dokumentasi Robert Adhi Ksp

Dalam tahap ini, kita tak punya pilihan lain, mengingat jumlah warga yang terpapar Covid-19 terus bertambah setiap hari. Untuk itu kita harus mengurangi aktivitas kehidupan sosial sebanyak mungkin, jika kita sungguh-sungguh ingin menyelamatkan sistem kesehatan negara dan warga negara Perancis.

EMMANUEL MACRON, PRESIDEN PERANCIS

Hari Jumat lalu, Perancis mencatat rekor baru, sebanyak 42.032 warganya postif terpapar Covid-19. Bulan November akan menjadi masa yang sulit.

Sumber: Instagram Kanselir Jerman

Jerman Wajibkan Penggunaan Masker

Berlin mewajibkan warganya menggunakan masker di sepuluh jalan yang ramai dan sibuk, termasuk di pasar, pusat perbelanjaan, dan di setiap antrean. 

Pemerintah Kota Berlin mengerahkan lebih dari 1.000 anggota kepolisian untuk menegakkan peraturan ini. Jerman mencatat rekor baru pekan lalu, dengan 14.714 kasus baru dalam 24 jam, Sabtu pagi lalu. 

Berlin, Jerman, 2017, di masa normal. Foto: dokumentasi Robert Adhi Ksp

Deutsche Welle mewartakan, Menteri Luar Negeri Jerman juga mengumumkan, Swiss dan Polandia merupakan “daerah berbahaya”. Ini berarti mereka yang melakukan perjalanan ke Jerman harus diperiksa dan wajib menjalani karantina, termasuk mereka yang kembali ke Jerman. Hingga saat ini, Jerman mencatat 426.000 orang terkonfirmasi terpapar Covid-19, dan 10.000-an orang meninggal sejak awal pandemi.

Institut Robert Koch Jerman melaporkan, dalam 24 jam terakhir tercatat 11.176 kasus baru dan 44 orang meninggal akibat Covid-19.

Gelombang kedua pandemi Covid-19 kini melanda Eropa dan “memaksa” sejumlah negara memberlakukan jam malam, menutup sekolah, restoran, bioskop, klub kebugaran, serta mewajibkan warga mengenakan masker di ruang-ruang publik. Infografis diolah KSP, dari berbagai sumber.

Denmark Larang Penjualan Alkohol Malam Hari

Pemerintah Denmark hari Jumat mengumumkan larangan menjual alkohol pada malam hari dan memperketat kerumunan warga.  Pelarangan pennjualan alkohol sejak Senin 26 Oktober 2020 mulai pukul  22.00 dan berlaku hingga 2 Januari 2021.

Otoritas Denmark mengurangi jumlah orang yang diizinkan berkerumun dari 50 orang menjadi 10 orang, dan mewajibkan setiap warga mengenakan masker, termasuk jika ke ruangan tertutup seperti ke supermarket dan bioskop. 

Denmark juga memperketat pengawasan di perbatasan sampai Januari 2021. Ini berarti komuter yang akan melintasi perbatasan akan membutuhkan waktu relatif lebih lama dari biasanya. Di Denmark, negara berpenduduk 5,8 juta jiwa, jumlah warga yang terpapar Covid-19 tercatat 38.600 orang, dan hampir 700 orang meninggal sejak awal pandemi. 

Belgia Tutup Semua Pub dan Restoran

Pemerintah Belgia memerintahkan semua pub dan restoran untuk ditutup pada pekan ini, diikuti pemberlakuan jam malam dan pembatasan warga yang berkumpul. Belgia yang termasuk salah satu negara di Eropa yang mengalami dampak pandemi, juga memperketat pembatasan kontak sosial. Sejak Jumat, Belgia melarang penggemar serta pendukung menonton pertandingan olahraga, dan membatasi jumlah orang menghadiri acara-acara budaya. 

Sementara itu pemerintah di wilayah yang penduduknya berbahasa Perancis di Wallonia mewajibkan warga untuk tinggal di rumah mulai pukul 22.00 hingga pukul 06.00 pagi. Wilayah ini juga mewajibkan siswa melakukan belajar jarak jauh. 

Brussels, Belgia, 2013, di masa normal. Foto: dokumentasi Robert Adhi Ksp

Peraturan baru di Belgia ini termasuk pembatasan jumlah orang (maksimal 200 orang) di bioskop, gedung konser, dan bioskop, dan berlaku hingga 19 November 2020. “Kita telah menekan tombol jeda. Kita memiliki satu tujuan, yaitu membatasi kontak yang tidak terlalu diperlukan,” kata Perdana Menteri Belgia, Alexander De Croo dalam jumpa pers.

 “Tak ada hukum yang dapat menghukum virus. Satu-satunya yang dapat menghentikannya adalah kita, bersama-sama,” katanya. Belgia berpenduduk 11 juta jiwa, mencatat 287.700 kasus dan lebih dari 10.600 orang meninggal sejak awal pandemi. 

Kita telah menekan tombol jeda. Kita memiliki satu tujuan, yaitu membatasi kontak yang tidak terlalu diperlukan. Tak ada hukum yang dapat menghukum virus. Satu-satunya yang dapat menghentikannya adalah kita, bersama-sama.

Alexander De Croo, Perdana Menteri Belgia

Latvia, Lithuania, Slovakia, Slovenia. Yunani

Latvia dan Lithuania mencatat peningkatan jumlah kasus baru Jumat pekan lalu sehingga dua negara tersebut memberlakukan peraturan baru untuk menghadapi pandemi, termasuk membatasi jumlah orang yang diizinkan mengikuti acara dan memberlakukan kewajiban mengenakan masker. 

Latvia mengumumkan, mulai Sabtu 24 Oktober, jumlah peserta yang diizinkan mengikuti acara di ruangan tertutup maksimal 10 orang dan acara di luar ruangan maksimal 100 orang.  Sejak Senin 26 Oktober, jumlah warga yang diizinkan berkumpul di ruang publik tak boleh lebih dari 300 orang. 

Latvia yang berpenduduk 1,9 juta jiwa, mencatat jumlah kasus lebih dari 4.200 dan jumlah yang meninggal 49 orang. Adapun Lithuania yang berpenduduk 2,8 juta jiwa, mencatat jumlah kasus mencapai 9.000 dan jumlah yang meninggal 129 orang. 

Sementara itu Slovakia, memberlakukan jam malam mulai Sabtu 26 Oktober hingga 1 November mendatang. Adapun di Slovenia, Menteri Luar Negeri Anze Logar, Sabtu, dinyatakan positif terpapar Covid-19.

Adapun dua kota utama di Yunani, Athena dan Thessaloniki, juga memberlakukan jam malam sejak Sabtu. 

Hallstatt, Austria, 2017, di masa normal. Foto: dokumentasi Robert Adhi Ksp

Peringatan WHO

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO telah memperingatkan rumah sakit dan unit perawatan intensif di berbagai negara di Eropa karena wabah virus terus melonjak di seluruh Eropa. Sejak awal pandemi hingga pekan ketiga Oktober 2020, jumlah warga di Eropa yang terpapar Covid-19 sudah di atas 8,2 juta orang dan jumlah yang meninggal dunia karena virus ini lebih dari 285.000 orang.

Menghadapi gelombang kedua pandemi Covid-19 ini, negara-negara di Eropa bergerak cepat untuk mengantisipasi mengurangi jumlah korban terpapar. Berbagai negara langsung sigap memberlakukan sejumlah peraturan baru. Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, Jumat lalu, mengingatkan, terlalu banyak negara yang mengalami peningkatan kasus Covid-19. “Saat ini rumah sakit dan unit perawatan intensif sudah kekurangan tempat. Padahal saat ini masih bulan Oktober,” katanya. 

Gelombang kedua pandemi Covid-19 mulai melanda Eropa, lalu bagaimana dengan Indonesia? Semoga Pemerintah Indonesia belajar dari kasus negara-negara di Eropa ini dan tetap bersiaga penuh menghadapi gelombang kedua pandemi.

Gelombang kedua pandemi Covid-19 mulai melanda Eropa, lalu bagaimana dengan Indonesia? Semoga Pemerintah Indonesia belajar dari kasus negara-negara di Eropa ini dan tetap bersiaga penuh menghadapi gelombang kedua pandemi.

Diolah dari EuroNews, Deutsche Welle, BBC News

Perkembangan jumlah kasus baru, jumlah pasien sembuh, pasien meninggal akibat Covid-19 di seluruh dunia. Sampai hari Minggu 25 Oktober 2020, negara-negara di Eropa yaitu Spanyol, Perancis, Inggris, Italia, Jerman, Turki, Ukraina, Israel, Belgia, Belanda, Polandia, Ceko, Rumania termasuk 31 besar dalam jumlah kasus yang terpapar Covid-19. Sumber: worldometer.info

CATATAN: Tulisan ini diperbarui Senin 26 Oktober 2020 pagi