Pada tahun 2022 ini, alumni Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran (Unpad) angkatan 1982 berkumpul bersama di kampus Unpad Jatinangor untuk merayakan bersama pertemuan kami 40 tahun yang lalu. Dalam kaitan itu, kami membuat buku karya bersama L-82 yang diluncurkan secara resmi pada hari Minggu 5 Juni 2022 di Gedung Auditorium Fakultas Pasca Sarjana Fikom Unpad. Berikut catatan saya selaku editor buku ini. Yang berminat, silakan membaca ebook ini. https://play.google.com/store/books/details?id=DfK_EAAAQBAJ

Buku ini diterbitkan ulang oleh Penerbit Pustaka KSP Kreatif Mei 2023 dalam bentuk e-book dan bisa diakses secara gratis oleh siapa pun yang berminat membacanya.

Reuni alumni Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran (Fikom Unpad) angkatan 1982 di kampus Jatinangor Sumedang, Minggu 5 Juni 2022, dihadiri Dekan Fikom Unpad Dadang Rachmat Hidayat. Foto oleh Elfrida.

Buku “Empat Dasawarsa Fikom Unpad Angkatan 1982” ini memperkaya bacaan tentang ilmu komunikasi, teori dan aplikasinya — yang ditulis para alumni yang berkarya sebagai dosen di dunia pendidikan, beberapa di antaranya profesor dan doktor; dan para praktisi komunikasi yang rata-rata berpengalaman dalam dunia kerja profesional lebih 30 tahun. 

Buku ini memuat 58 artikel yang terdiri dari 25 tulisan di Bagian Pertama dan 33  tulisan di Bagian Kedua — tiga di antaranya catatan pribadi untuk mengenang tiga alumni yang telah “pergi” mendahului. Buku karya bersama angkatan 1982 ini ditulis oleh 41 alumni, plus satu istri alumnus. Di bagian akhir buku, dimuat foto-foto kenangan semasa kuliah di kampus Dipati Ukur dan kampus Sekeloa, serta foto-foto reuni. 

Di Bagian Pertama, alumni yang berprofesi sebagai dosen di antaranya Engkus Kuswarno, Dadang Sugiana, Suwandi Sumartias, Iwan Sukoco, Poppy Ruliana, Iriana Bakti, Sheiful Yazan, Asep Sutresna, Nani Cahyani, menulis sesuai dengan bidang keilmuan yang mereka dalami. Sedangkan alumni yang mengabdi di institusi pemerintah yaitu Hadiat (Kementerian PPN/Bappenas) dan Elvi Hendrani (Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak), menulis tentang bidang yang mereka tekuni. Haryati (Kementerian Komunikasi dan Informatika) menceritakan perjalanan kariernya. 

Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran DR Dadang Rahmat Hidayat (berjaket hitam) bersama Koordinator Penyusunan Buku M. Anhar Ramli (kanan), dan editor buku Robert Adhi Ksp dalam peluncuran buku di kampus Jatinangor, Minggu 5 Juni 2022.

Alumni yang pernah menjadi praktisi komunikasi di sejumlah perusahaan yaitu Anhar Ramli, Robert Adhi Kusumaputra, Budi Darmawan, Hanafi SG, Wicahyani Suryanti, Anne Mardiana, Syafnijal, Eppy Noviar, Nuniek Herdiani, Wilma S Widyastuti menceritakan pengalaman mereka di bidang profesi yang mereka tekuni.  Tulisan alumnus yang berprofesi sebagai pengusaha adalah Emilius Boedi Setiawan, sedangkan tulisan alumnus yang berperan sebagai ibu yang menyayangi anaknya berkebutuhan khusus, Heriatun Wiratmini, menceritakan bagaimana berkomunikasi dengan sang anak. 

Engkus  Kuswarno, Guru Besar Ilmu Komunikasi —yang pernah menjabat Wakil Rektor Universitas Padjadjaran dan Rektor Universitas Islam Nusantara Bandung — mengupas tentang riset komunikasi organisasi dalam era milenial. Engkus di antaranya mengingatkan organisasi di era sekarang berubah menjadi virtual, termasuk alamat pun virtual. Kesenjangan komunikasi antargenerasi dalam organisasi yang sama dan perilaku komunikasi berbeda dapat membawa implikasi terhadap sinergitas dan kohesivitas relasi antarmereka. Engkus mengamati organisasi yang dibangun generasi milenial tanpa peranan generasi X (baby boomers) cenderung tidak loyal tapi efektif, kreatif, dan produktif. Milenial tidak menyukai organisasi instruktif linear melainkan interaktif dan argumentatif. 

Suasana reuni alumni Fikom Unpad angkatan 1982 di gedung auditorium Fakultas Pasca Sarjana Fikom Unpad di Jatinangor, Minggu (5/6/2022). Duduk di barisan depan, dari kanan: M. Anhar Ramli (bertopi), Dadang Rahmat Hidayat, Dekan Fikom Unpad (berjaket hitam), Dadang Sugiana (Ketua Prodi Doktor Fikom Unpad), dan Robert Adhi Ksp.

Dadang Sugiana  —yang saat ini Ketua Program Doktor Fikom Unpad— mengupas tren komunikasi dunia maya yang berdampak pada hubungan antarmanusia. Pergeseran cara dan berkomunikasi yang semula mengandalkan interaksi tatap muka ke arah komunikasi bermedia ini menuntut para ilmuwan komunikasi menglaki kembali teori, konsep, dan model komunikasi interpersonal yang selama ini sudah ada.

Suwandi Sumartias  mengupas ihwal perkembangan komunikasi sosial antar-warganet (netizen) pada era post-truth, di mana kebenaran fakta yang rasional tergantikan dengan kebenaran berbasis emosional dan sensasional. Informasi hoaks (kabar bohong) memiliki dampak jauh lebih besar. Era post-truth, era yang dipenuhi dengan pengingkaran terhadap fakta dan akal sehat, ditandai dengan kebimbangan media dalam menghadapi pernyataan-pernyataan bohong para politisi. Di era ini, berita palsu, hoaks, teori konspirasi mudah sekali viral dan dipercaya publik. Bahkan publik meragukan berita yang sudah jelas terverifikasi dari media yang kredibel. 

Dari kiri: Robert Adhi Ksp, Dadang Sugiana, Dadang Rahmat Hidayat, M. Anhar Ramli, dan Teddy K Wirakusumah.

Iwan Sukoco — pengajar di Departemen Administrasi Bisnis dan Program Pascasarjana FISIP Unpad — membahas tentang pentingnya program corporate social responsibility (CSR) untuk mengangkat reputasi perusahaan. 

Poppy Ruliana —pengajar di STIKOM Interstudi — membahas kecerdasan buatan (artificial intelligence) yang berdampak pada kerja para praktisi hubungan masyarakat (public relations/PR). Posisi  PR terutama yang baru lulus (fresh graduate) kemungkinan besar tergantikan oleh AI,  namun belum ada bukti manajemen atau pekerjaan kreatif akan tergantikan oleh kecerdasan buatan ini. AI dapat membantu komunikator, dalam hal ini PR yang mewakili organisasi atau perusahaan, melaksanakan tugas sehari-hari dan memberi kesempatan kepada PR untuk menempatkan waktu mereka pada tugas-tugas berbasis kreativitas. 

Iriana Bakti — pengajar Departemen Korporasi Prodi Humas Fikom Unpad — mengupas tentang gerakan lingkungan yang dilakukan komunitas, organisasi pegiat lingkungan, di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum.  Pesan yang disampaikan akan efektif bila terbangun kesamaan persepsi di antara para pemangku kepentingan. Riyodina Pratikto — dosen tetap di Fikom Universitas Budi Luhur Jakarta— mengupas tentang konsep diri menjadi insan cerdas berbudi luhur.

Asep Sutresna — pengajar mata kuliah yang berkaitan dengan Komunikasi Pemasaran di Universitas Multimedia Nusantara (UMN) Serpong— mengupas tentang branding dan ilmu komunikasi berdasarkan pengalamannya bekerja di sejumlah perusahaan dan mengelola brand. Menurut Asep, branding menjadi sub-bidang ilmu komunikasi yang menarik karena selalu relevan dengan perkembangan zaman dan ilmuwan komunikasi dapat mempelajari dinamika kebutuhan dan keinginan konsumen. Esensi brand dan branding tetap sama yaitu bagaimana membangun personality yang berpengaruh positif terhadap perilaku konsumen. 

Nani Cahyani, Rabu (8/6/2022), menyerahkan buku “40 Tahun Alumni Fikom Unpad Angkatan 1982” kepada Perpustakaan IBI Bogor, dan diterima pustakawan yang juga alumnus Fikom 1999.

Nani Cahyani  — dosen DPK (dipekerjakan) di Institut Bisnis dan Informatika (IBI) Kesatuan di Bogor, sebelumnya di Universitas Djuanda Bogor — menekankan perlunya menumbuhkan jiwa wirausaha di kalangan mahasiswa. Nani pernah membuat program kegiatan inkubasi wirausaha di kalangan mahasiswa yang dibinanya, dengan memanfaatkan dan mengadopsi hasil penelitian atau riset di perguruan tinggi — di antaranya bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Pengan Universitas Djuanda Bogor yang mendapatkan hibah Program Pengembangan Usaha Produk Intelektual Kampus (PPUPIK). Beberapa penelitian yang dipilih dijadikan usaha di antaranya resela yang dikembangkan menjadi teh dan sirup (yang siap untuk diminum), dodol, selai, tepung ekstrak. Nani dkk juga mengembangkan usaha roti (bakery), bekerja sama dengan PT Bogasari Flour Mills. 

Hadiat — saat ini Pejabat Fungsional Perencana Ahli Utama di Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, sebelumnya Direktur Pendidikan Tinggi dan Iptek — mengupas tentang Manajemen Komunikasi Talenta Nasional. Elvi Hendrani — saat ini Asisten Deputi Perlindungan Anak Kondisi Khusus di Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI — mengupas tentang perlunya pembenahan sistem perlindungan anak di satuan pendidikan. Salah satunya adalah dengan mengubah tata tertib yang menerapkan pendisiplinan positif yang mengedepankan pembinaan, bukan hukuman. 

Haryati — saat ini Sekretaris Badan Riset dan Sumber Daya Manusia di Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) — menulis tentang perjalanan kariernya di dunia jurnalistik (sebagai wartawan Suara Karya di Bandung) yang kemudian menjadi peneliti di Kementerian Kominfo.  

Anhar Ramli — yang pernah menjabat Kepala Humas PT Timah, terakhir sebagai Manajer Senior — menulis pengalamannya selama bekerja di PT Timah, membantu Diektur Utama yang saat itu dijabat Kuntoro Mangkusubroto. Anhar terlibat dalam program Restrukturisasi, mendirikan Pusat Informasi Karyawan, dan mengelola majalah internal “Stania” — yang merekam semua peristiwa, termasuk upaya penyelamatan PT Timah dari kebangkrutan. 

Sheiful Yazan, dosen di UIN Imam Bonjol Padang bertutur tentang pengalamannya sebagai pengajar di perguruan tinggi keagamaan di sana, dan bagaimana sebagai sarjana ilmu komunikasi lulusan Unpad, dia dianggap sebagai orang yang “mahatahu”.  

Hanafi Sofyan menceritakan pengalaman hidupnya selama 35 tahun sebagai konsultan.  Menjadi konsultan ibarat bertugas sebagai wartawan: sangat melelahkan, bisa berpindah-pindah tempat tinggal, siap berangkat setiap saat, tinggal di hotel bintang lima maupun di tenda pengungsi, makan di restoran sampai minum air gambut di lokasi tanpa listrik dan tanpa sinyal di proyek nun jauh di pelosok Papua, Kalimantan, dan Aceh.

Suasana menjelang peluncuran buku “40 Tahun Alumni Fikom Unpad Angkatan 1982” di Gedung Auditorium Fakultas Pasca Sarjana Fikom Unpad, Jatinangor, Sumedang, Minggu 5 Juni 2022.

Robert Adhi Kusumaputra yang pernah berkarya sebagai  jurnalis di media terkemuka di Indonesia selama lebih dari 30 tahun — yang sempat mengalami masa membuat berita dengan mesin ketik dan mengirim  berita melalui mesin teleks — mengupas tentang tantangan industri media cetak di era digital. Setelah penetrasi internet makin meluas,  industri media cetak di Indonesia meredup, dan kini berjuang keras agar bisa tetap survive. 

Wicahyani Suryanti yang akrab dipanggil Wiwien pernah berkerja di PT Merpati Nusantara Airlines mengisahkan tentang tugas-tugasnya di maskapai penerbangan itu pada saat kondisi perusahaan dalam zaman keemasannya. Wiwien tidak hanya bertugas sebagai Humas, tetapi juga pernah menjadi manajer di Corporate Branding, Ketua Tim Corporate Culture, dan terakhir sebagai Kepala Unit Change Management, sebelum mengundurkan diri. Kini Wiwien tinggal bersama suami dan tiga anaknya di Calgary, Kanada.  

Anne Mardiana bertutur tentang pengalamannya berkarier selama 29 tahun di PT Elnusa Yellow Pages  — anak perusahaan PT Elnusa, kemudian sahamnya dimiliki PT Telkom. Communication is an art. Anne mengaku beruntung pernah kuliah di Fikom Unpad. Dia bekerja dengan hati sehingga berbagai persoalan yang muncul selalu ada jalan keluar yang baik dan diterima semua pihak. Dia menjalani dengan senang hati dan mengakhirinya dengan bahagia, dengan meninggalkan kader-kader yang potensial. 

Syafnijal yang menulis sejak di bangku SMP mengupas tentang  perjalanan hidup dan kariernya sebagai wartawan Sriwijaya Post di Sumatera Selatan, kemudian mengelola majalah dan tabloid. Syafnijal juga mengingatkan ihwal tantangan yang dihadapi sarjana ilmu komunikasi pada masa kini. 

Wilma Widyastuti menceritakan pengalamannya bekerja di beberapa perusahaan direct selling dan menggunakan ilmu komunikasi yang dipelajarinya di kampus Fikom Unpad. 

Eppy Noviar bertutur tentang pekerjaannya sebagai public relations di salah satu bank swasta, kemudian berwiraswasta dan akhirnya memilih fokus membesarkan anaknya. 

Budi Darmawan yang pernah bekerja di SCTV dan kini di PT Djarum, membahas soal talenta komunikasi yang subur dalam iklim demokrasi yang berkembang di Indonesia saat ini. Nuniek Herdiani memberi catatan pengalaman pribadinya bahwa era “rebutan koran” di antara anggota keluarganya sudah berlalu.

 

Bagian Kedua

Bagian kedua buku ini sebagian besar memuat tentang kenangan indah semasa kuliah, sebagian lagi mengungkapkan hubungan perkuliahan di Fikom Unpad dengan dunia kerja yang mereka masuki.  

Anhar Ramli menceritakan Geng Sekeloa yang menjadi “markas” dia dan empat sahabat Fikom Unpad 1982. Sheiful Yazan yang menjadi bagian Geng Sekeloa ini bercerita tentang pengalamannya di warung padang sehingga sering dijuluki “Si Tambuah Ampek”.  

Dr Sheiful Yazan, M.Si (kanan) menyerahkan buku “40 Tahun Alumni Fikom Unpad Angkatan 1982” kepada Sekjen Ikatan Alumni (Iluni) Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang, Dr Abdullah Khusairi, M.A (kiri) di kampus UIN Padang, Senin (13/6/2022).

Asep Sutresna mengenang masa indahnya saat mengikuti kegiatan teater di kampus Unpad. Engkus Kuswarno yang antara lain aktif di Lingkung Seni Sunda (Lises) bercerita tentang grup seni Sunda yang beberapa kali manggung di kampus, selain mengenang masa-masa indah di kampus. 

Atty Nuryaty terkesan dengan sosok dosen Pengantar Filsafat Pak Poespoprodjo, sedangkan Teddy Kurnia Wirakusumah menulis kenangannya bersama Kang Jalal (Jalaluddin Rakhmat), dosen Retorika. 

Emilius Boedi Setiawan yang pernah mengalami kecelakaan bersama sejumlah sahabat Fikom 82 di Tanjakan Emen di Subang menulis catatan kelamnya. Budi Darmawan, aktivis di organisasi kemahasiswaan, mengungkapkan betapa Fikom Unpad betul-betul menjadi kawah candradimuka baginya sebelum terjun ke dunia kerja. 

Enok Komariah yang kini membuka usaha kuliner “Dapoer Ma’ Enok” di Sumedang, menceritakan saat mahasiswa, dia sudah memilih rumah kontrakan yang memiliki dapur agar dapat bereksperimen dalam memasak. 

Robert Adhi Kusumaputra yang kini aktif sebagai penulis buku  —setelah lebih 30 tahun berkarya sebagai jurnalis, meyakini ada korelasi  antara kebiasaan membaca sejak usia remaja dan hobi menulis. Dia menceritakan tempaan berat yang diterimanya pada tahun-tahun awal bekerja di Kompas serta sekilas pengalamannya sebagai jurnalis di media terkemuka tersebut pada masa kejayaan dan keemasan industri media cetak. 

Hadiat semula bercita-cita  berkiprah di bidang teknik, lalu belajar ilmu komunikasi di Unpad, sampai akhirnya pada saatnya menjadi Direktur di Bappenas yang menangani ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).  

Ade Maria Satari yang sering dijuluki “Si Judes dari Fikom” di antaranya menuturkan pengalamannya ketika harus menjalani bimbingan skripsi di sela-sela pelatihan untuk mengikuti World Expo 1988 di Brisbane yang harus dia jalani. Cerita yang sama disampaikan Rita Hargita yang saat itu sudah bekerja di dunia hospitality, dan Retno Goemelar yang sudah menjadi PNS di Departemen Perindustrian. Adapun Riyodina Pratikto mengungkapkan suka-dukanya menjadi anak dosen, termasuk saat bimbingan skripsi. 

Ima Hardiman menceritakan kekuatan ngariung dengan sahabat-sahabat Fikom 82.  Demikian pula Enung Effendie, Elvi Hendrani, Heriatun Wiratmini, Yeti Imanliah, Minszenti Arnoldus, Rudi Antoro, Sri Endah Pamularsih. Wilma S Widyastuti mendapatkan jodoh saat kuliah di Fikom, meski kemudian Harri, suaminya, pindah kuliah ke Fakultas Ekonomi.  

O Hasbiansyah, Diny Supardini, dan Wiwi Fadjarsari yang semula  mengaku tidak happy kuliah di Fikom, pada akhirnya bersyukur kuliah di kampus ini karena ilmu yang didapatkan bermanfaat dalam dunia kerja yang mereka geluti. Diny yang kemudian memilih jadi Polwan ini pernah menjadi ajudan pemimpin Palestina Yasser Arafat saat menghadiri KTT Gerakan Non-Blok di Jakarta 1992. Adapun O. Hasbiansyah pernah menjabat Dekan Fikom Universitas Islam Bandung (Unisba). Nita Puspitawati yang semula tidak percaya diri mampu menulis,  malah dipercaya mengelola tabloid pemkab. 

Buku ini juga memuat tulisan khusus untuk mengenang tiga sahabat Fikom 82 yang sudah meninggal dunia, yaitu Lodewijk Mesak Nakbena (ditulis oleh Budi Darmawan — yang pernah diantar Mesak saat menyebar kuesioner), Pribadi Soetedjono (ditulis istrinya Camelia Salhuteru), dan Djaka Mulyana (ditulis oleh istrinya, Eppy Noviar, sesama angkatan 1982).

Sebenarnya masih ada satu sahabat angkatan 1982 yang mendahului yaitu Toni Ahmad Arifudin. Toni tidak ditulis secara khusus dalam buku ini karena kami kehilangan jejaknya, dan informasi yang diperoleh sangat minim. Setelah lulus pada 1990, Toni yang lahir pada 6 Januari 1962, bekerja di Washington DC di Amerika Serikat sejak 12 September 1990. Setelah kembali ke Indonesia pada 4 Mei 2004, Toni menjadi pengusaha batubara. Adik mantan Gubernur Bank Indonesia Burhanuddin Abdullah ini  meninggal dunia pada 22 Maret 2015

Buku ini dilengkapi pula dengan testimoni dan endorsement dari Rektor Universitas Padjadjaran Prof Dr Rina Indiastuti; Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad Dr Dadang Rahmat Hidayat, S.H, S.Sos., M.Si; serta empat dosen senior Fikom Unpad Prof Dr Soleh Soemirat, M.S; Drs Roy Robert Rondonuwu; Dr Aceng Abdullah, M.Si; dan Dr Agus Rusmana, M.A. 

Bervariasinya isi tulisan membuat buku ini menarik untuk dibaca. Semoga artikel-artikel yang ditulis dan berbagai pengalaman alumni angkatan 1982 yang tertuang dalam buku ini bermanfaat bagi khalayak pembaca. Sungguh terhormat saya dipercaya menjadi editor buku  alumni Fikom Unpad angkatan 1982 ini. 

Serpong, 11 Maret 2022

Robert Adhi Ksp

Editor

CATATAN EDITOR ini dikutip dari buku “40 Tahun Alumni Fikom Unpad Angkatan 1982”