oleh ROBERT ADHI KSP
Telepon seluler atau ponsel merupakan teknologi yang paling cepat tersebar dalam sejarah umat manusia saat ini. Jumlah pengguna ponsel di seluruh dunia pada akhir 2012, menurut International Telecommunications Union, mencapai 6,8 miliar, melesat dibanding 5,4 miliar pada 2010. Mobile Factbook memprediksi, jumlah pengguna ponsel mencapai 7 miliar pada akhir 2013, akan mencapai 7,5 miliar pada akhir 2014, dan 8,5 miliar pada akhir 2016.
Saat ini, 52,3 persen pengguna ponsel berada di Asia Pasifik, terbanyak di China (1,1 miliar) dan India (906 juta). Pada 2016, jumlah ini diprediksi mencapai 54,3 persen. Pada tahun itu, Afrika dan Timur Tengah akan menjadi kawasan kedua terbesar di dunia, menggeser Eropa, dalam jumlah pengguna ponsel.
Sedikitnya terdapat 100 negara yang jumlah ponselnya melebihi jumlah penduduknya. Salah satunya Indonesia, yang kini berada di posisi keempat dalam jumlah pengguna ponsel dunia, di bawah China, India, dan Amerika Serikat. Jumlah pelanggan ponsel di Indonesia per Desember 2012, menurut mobiThinking, mencapai 260 juta, sementara jumlah penduduk Indonesia tercatat 242,3 juta. Ini artinya, jumlah ponsel yang beredar lebih tinggi daripada jumlah penduduk negeri (107,3 persen). Dari jumlah tersebut, sebanyak 47,6 juta atau 19 persen pengguna 3G/3,5G.
Telepon seluler yang kemudian berkembang menjadi ponsel pintar (smartphone) memang menjadi fenomena menarik. Dalam sejarah, tren penggunaan teknologi mutakhir biasanya dikaitkan dengan pendapatan per kapita suatu negara. Namun, perkembangan ponsel melawan tren tersebut. Pada tahun 2001, terdapat 1 miliar pengguna ponsel di dunia, sebagian besar berasal dari negara berkembang.
Dari 6,8 miliar pengguna ponsel saat ini, sebanyak 73 persen di antaranya tinggal di negara-negara berkembang yang pendapatan per kapitanya hanya 20 persen dari total GDP dunia. Artinya, banyak ponsel murah dijual dan dimiliki orang yang pendapatannya hanya beberapa dollar AS sehari. Dari 6 miliaran ponsel tersebut, sebanyak 1,1 miliar di antaranya merupakan ponsel pintar dengan akses broadband.
Larisnya ponsel pintar terkait dengan semakin luasnya penetrasi internet di banyak negara. Angka yang dirilis Internet World Stats menunjukkan, jika dibandingkan dengan jumlah pengguna internet di seluruh dunia per Desember 2000 sebanyak 360,9 juta, jumlah pengguna internet dunia per 30 Juni 2012 mencapai 2,45 miliar atau melesat hingga 566,4 persen dalam waktu 12 tahun. Di Indonesia, pengguna internet per Desember 2000 tercatat 2 juta orang. Jumlah ini melesat menjadi 55 juta per 30 Juni 2012.
Munculnya jejaring sosial, seperti Facebook, Twitter, Foursquare, Instagram, dan Path, ikut mendongkrak penjualan ponsel pintar. Hampir semua ponsel pintar memiliki aplikasi-aplikasi jejaring sosial tersebut. Hal ini membuat para penggunanya dapat mengunggah foto-foto, memperbarui status, dan memberi tahu lokasi mereka pada saat itu juga. Dunia semakin sempit.
Media ngobrol online, mulai dari YahooMessenger, WhatsApp, WeChat, KakaoTalk, hingga Line, yang semua aplikasinya dapat diunduh di ponsel pintar, membuat perangkat-perangkat itu semakin berarti. Tak perlu lagi SMS.
Akses internet yang tersedia di tempat-tempat publik, termasuk kafe, restoran, dan hotel, memudahkan para pengguna ponsel pintar mengoptimalkan perangkat mereka untuk bekerja dan menikmati hobi.
Ponsel pintar
Ponsel pintar berkembang mulai tahun 2000, diawali dengan kehadiran Ericsson T36, ponsel pintar pertama yang memiliki Bluetooth. Tahun 2002, muncul ponsel pintar Blackberry 5810, Blackberry PDA pertama yang memiliki konektivitas seluler. Beroperasi dengan jaringan GSM, Blackberry 5810 memudahkan penggunanya mengirim surat elektronik, mengelola data, dan mempersiapkan memo.
Pada tahun 2002 pula muncul ponsel pintar pertama yang memiliki kamera. Sanyo SCP-5300 menyebabkan orang tak butuh lagi membeli kamera. Sayangnya, resolusinya masih rendah, yaitu 640 x 480 dan hanya 4x digital zoom. Tahun 2004, Motorola Razr v3 dirilis dalam bentuk yang tipis. Ponsel pintar ini tidak hanya memiliki banyak fungsi, bentuknya pun elegan.
Tiga tahun kemudian, tahun 2007, Apple mulai mengguncang dunia ponsel pintar dengan kehadiran iPhone. Apple mengganti keyboard dan keypad dengan tampilan layar sentuh multisentuh yang membawa pengguna merasakan pengalaman berbeda.
Lebih dari satu dekade, teknologi ponsel berkembang pesat. Tahun 2012, ponsel pintar sudah mampu merekam video 1080p, memutar film, dan berfungsi sebagai mobile hotspot bagi perangkat lain.
Kini, berbagai produsen ponsel pintar berlomba-lomba menciptakan produk yang memiliki banyak manfaat bagi penggunanya. Pada suatu masa, Nokia begitu berjaya, tetapi setelah muncul Blackberry dan iPhone, produk asal Finlandia itu tenggelam sampai kemudian muncul dengan produk baru, seperti Nokia Lumia. Pada masa yang lain, Blackberry berjaya, tetapi kemudian mengalami masa suram ketika produk lain dari Samsung dan Apple lebih inovatif. Blackberry lalu muncul dengan produk baru Z10 dan Q10. Demikianlah silih berganti ponsel-ponsel pintar datang dan pergi menguasai pasar.
Android terbanyak
International Data Corporation (IDC), Januari 2013, menyebutkan, lima ponsel pintar yang paling banyak terjual pada 2012 adalah Samsung (215,8 juta), Apple (135,9 juta), Nokia (35,1 juta), HTC (32,6 juta), Blackberry (32,5 juta), dan ponsel lainnya 260,7 juta. Jumlah ponsel pintar yang terjual seluruhnya 712,6 juta.
Data IDC per Desember 2012 juga menggambarkan, ponsel dengan sistem operasi Android yang terbanyak digunakan (497,1 juta atau 68,8 persen) disusul sistem operasi iOS (135,9 juta atau 18,8 persen), Blackberry OS (32,5 juta atau 4,5 persen), Symbian (23,9 juta atau 3,3 persen), dan Windows Phone (17,9 juta atau 2,5 persen).
Kehadiran tablet belakangan ini sempat menimbulkan debat apakah tablet perangkat telepon seluler atau masuk kategori laptop dengan koneksi 3G. Namun, yang pasti, jumlah penjualan tablet terus melesat. Data IDC (Desember 2012) menyebutkan, sebanyak 122,3 juta tablet terjual pada 2012. Jumlah ini diprediksi meningkat menjadi 172,4 juta pada 2013 dan mencapai 282,7 juta pada 2016. Dalam penjualan tablet, iOS Apple menguasai pasar (53,8 persen) disusul Android (42,7 persen) dan Windows (2,9 persen).
Meningkatnya penjualan ponsel pintar dan tablet memancing banyak penerbit media di berbagai belahan dunia ramai-ramai meluncurkan majalah dan surat kabar versi digital. Masa depan ponsel pintar dan tablet mungkin masih merupakan misteri. Namun, satu hal yang pasti, revolusi teknologi telah mengubah banyak hal, termasuk mengubah kebiasaan kita membaca.
(Sumber: KOMPAS Cetak, 28 Juni 2013)
Howdy just wanted to give you a brief heads up and
let you know a few of the pictures aren’t loading correctly.
I’m not sure why but I think its a linking issue.
I’ve tried it in two different browsers and both show the same outcome.
SukaSuka