Perang kartel narkotika di Meksiko berkobar lagi. Sedikitnya 7 orang tewas dan 15 orang luka-luka di Negara Bagian Jalisco dalam tiga hari terakhir. Kekerasan terjadi menyusul operasi besar-besaran yang digelar Pemerintah Meksiko, yaitu Operasi Jalisco, sejak Jumat (1/5) untuk menangkap para pemimpin kartel narkotika Generasi Baru Jalisco. Kelompok ini salah satu organisasi kejahatan paling berpengaruh di Meksiko dan terlibat dalam perdagangan narkotika skala besar di sepanjang pantai barat Meksiko yang berbatasan dengan Samudra Pasifik.Melalui akun Twitter-nya, juru bicara Pemerintah Negara Bagian Jalisco di Meksiko, Gonzalo Sanchez, menyebutkan, ke-7 korban tewas itu terdiri dari 3 tentara, 1 polisi Negara Bagian Jalisco, 2 tersangka, dan 1 warga sipil. Dalam wawancara dengan surat kabar El Universal, Sanchez menyatakan, pemerintah meyakini, kartel Generasi Baru Jalisco bertanggung jawab atas serangkaian pembunuhan tersebut.
Hasta el momento confirmado: 7 muertos •3 mlitares •1 elemento de FGE •1 civil •2 presuntos delincuentes #OperativoJalisco
— Gonzalo Sánchez (@gonzalo7sanchez) May 1, 2015
Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto melalui akun Twitter-nya, Sabtu pekan lalu, menyesalkan peristiwa yang menewaskan para prajurit yang sedang menjalankan tugas di Jalisco.
Lamento el fallecimiento de los elementos del Ejército Mexicano en el cumplimiento de su deber en Jalisco.
— Enrique Peña Nieto (@EPN) May 1, 2015
Not a failed State though?: #Mexico‘s 3rd largest city under siege by one drug cartel “@GermanZepeda: #Guadalajara pic.twitter.com/rMREAQwNDG“
— ॐ Horroris Causa ॐ (@arqaa) May 1, 2015
BREAKING: Jalisco, Mexico is under a state of emergency as the military battles a drug cartel. 7 dead. pic.twitter.com/D35j3cuxw2
— JRehling (@JRehling) May 1, 2015
Sebelumnya, pada 19 Maret, lima polisi, termasuk kepala kepolisian kota Zacoalco de Torres, tewas diberondong tembakan oleh lelaki bersenjata.
Kartel Jalisco dibentuk pada 2010 setelah polisi federal menewaskan Ignacio ”Nacho” Coronel, letnan di kartel Sinaola yang menguasai wilayah Guadalajara. Kartel Jalisco mengendalikan pusat-pusat produksi dan transportasi kokain, heroin, metamfetamin, serta mariyuana. Dalam episode paling mengerikan dari perang antarkartel narkotika di Meksiko, anggota kartel Jalisco mengatakan bertanggung jawab atas pembunuhan terhadap 35 anggota kartel Zeta. Mayat-mayat mereka dibuang di jalan utama pelabuhan Teluk Veracruz pada 2011.
Kemunduran
Desember 2014, Presiden Pena Nieto menyatakan, Jalisco adalah salah satu negara bagian yang keamanannya paling tidak stabil selain Tamaulipas, Guerrero, dan Michoacan. Negara bagian-negara bagian itu mendapat prioritas dalam penanganan kejahatan, tetapi kekerasan di empat wilayah tersebut tak kunjung berhenti.
Meningkatnya kekerasan di Guadalajara, kota metropolitan, dan Puerto Vallarta, kota resor tepi pantai di Jalisco, merupakan kemunduran bagi pemerintahan Presiden Pena Nieto. Meski sukses membawa Meksiko sebagai negara modern, Pena Nieto tidak mampu mengendalikan wilayah yang dikuasai kartel narkotika. ”Guadalajara bukanlah kota kecil di antah-berantah. Kondisi ini memperlihatkan betapa kartel narkotika memiliki logistik dan kekuatan yang dapat melumpuhkan kota,” kata Jorge Chabat, analis keamanan dari lembaga think tank CIDE di Mexico City (”Rise of Drug Cartel Brings Wave of Mexican Violence”, The Wall Street Journal, 4 Mei 2015)
Dalam dua tahun terakhir, Jalisco sebenarnya sudah relatif tenang karena Pemerintah Meksiko menangani krisis keamanan di beberapa negara bagian, di antaranya Guerrero, tempat 43 mahasiswa diculik dan dibunuh, serta Michoacan, tempat ribuan tentara diterjunkan setelah peternak dan petani mengangkatsenjata melawan kartel Knights Templar.
Sejumlah analis memperkirakan, keberhasilan Pemerintah Meksiko menangkap pimpinan kartel narkotika dan melemahkan serta menghancurkan kelompok saingan memungkinkan kartel Jalisco yang sebelumnya relatif kecil tumbuh menjadi besar dan tidak terkendali.
Sejak Pena Nieto menjabat Presiden Meksiko pada 2012, Pemerintah Meksiko telah menangkap dan menewaskan banyak bos narkotika terkemuka di negeri itu, termasuk Joaquin Guzman, pemimpin kartel narkotika Sinaloa yang kuat. Sinaloa yang dikenal sebagai ”El Chapo” ditangkap tahun 2014.
Pemerintah berhasil membongkar kartel Knights Templar yang menguasai Negara Bagian Michoacan. Pemerintah juga menghancurkan kartel Gulf dan saingannya, kartel Zeta, yang sering melancarkan perang dan baku tembak antarkelompok di perbatasan Negara Bagian Tamaulipas.
Operasi Pemerintah Meksiko berhasil menghancurkan kartel-kartel narkotika, Sinaloa, Knights Templar, dan Zeta. Namun, hancurnya kartel-kartel narkotika tersebut telah melahirkan kartel baru yang lebih kuat dan mengisi kekosongan kartel yang sudah dihancurkan.
”Dinamika perang kartel narkotika di Meksiko mengipasi kekerasan di Jalisco dan kota-kota di dekat perbatasan dengan Texas, Amerika Serikat), di antaranya Matamortos dan Reynosa,” ungkap Gudalupe Correa-Cabrera yang mempelajari masalah keamanan Meksiko di University of Texas di Brownsville. ”Kita melihat faksi-faksi atau kelompok-kelompok kecil yang tetap memiliki kapasitas besar untuk beraksi karena mereka sangat ahli menggunakan senjata,” katanya.
El grupo delincuencial responsable de los hechos de hoy será desarticulado, como ocurre con las demás organizaciones del crimen organizado.
— Enrique Peña Nieto (@EPN) May 2, 2015
Presiden Pena Nieto dalam akun Twitter-nya, Sabtu pekan lalu, menegaskan, Pemerintah Meksiko akan membongkar habis kartel Generasi Baru Jalisco sampai ke akar-akarnya dan mengancam kartel ini akan mengalami nasib seperti kartel-kartel narkotika lain.
SUMBER: DUDUK PERKARA, KOMPAS SIANG DIGITAL, KOMPAS PRINT.COM, SENIN 4 MEI 2015