ROBERT ADHI KSP
Ketika menulis buku Panggil Aku King tahun 2009, saya mendapat kesempatan mewawancarai Robert Budi Hartono, pendiri klub Djarum, klub bulu tangkis yang ikut membesarkan pebulu tangkis Indonesia, Liem Swie King, pada zamannya.
Saya bersama King mendatangi Pak Budi Hartono di kantornya di Jakarta Pusat. Dari luar, kantor itu tidak tampak mencerminkan kantor orang terkaya di negeri ini.
Pak Budi Hartono bercerita bagaimana dia mengajak King berlatih di gudang tembakau yang pada malam hari ”disulap” menjadi lapangan bulu tangkis. Pak Budi sendiri yang mengangkut genset untuk menerangi tempat berlatih.
Seusai wawancara, Pak Robert Budi Hartono mengajak saya dan Liem Swie King makan siang di kantin perusahaan. Pak Budi dengan santai antre bersama karyawannya untuk mengambil menu buffet sembari mengajak kami juga untuk ikut antre.
Peristiwa itu sudah lama, tahun 2009, tetapi sampai sekarang saya masih terkesan pada sosok Pak Budi Hartono yang bersahaja dan sederhana. Padahal, Pak Robert Budi Hartono selalu dinobatkan sebagai orang terkaya di Indonesia bersama saudaranya, Michael Budi Hartono.
Seusai wawancara, Pak Robert Budi Hartono mengajak saya dan Liem Swie King makan siang di kantin perusahaan. Pak Budi dengan santai antre bersama karyawannya untuk mengambil menu buffet sembari mengajak kami juga untuk ikut antre.
Apa yang dilakukan Robert Budi Hartono itu tidak jauh berbeda dengan Amancio Ortega, pendiri Zara, yang masih makan siang bersama karyawannya di kantin perusahaan.
Menurut artikel Times 23 Juli 2017, pakaian Ortega juga sangat sederhana—dibandingkan dengan statusnya sebagai konglomerat perusahaan fashion Zara. Ortega setiap hari mengenakan blazer biru, kemeja putih, dan celana abu-abu.
Amancio Ortega tinggal di gedung apartemen tersembunyi atau tidak mencolok bersama istrinya. Ortega juga sering mendatangi tempat ngopi yang sama di kota asalnya, La Coruna, di Spanyol.
Salah satu orang terkaya di dunia lainnya, Warren Buffett, masih tinggal di rumah yang sama di Omaha, Amerika Serikat, yang dibelinya pada tahun 1958 senilai 31.500 dollar AS (sekitar Rp 400 juta) dan memiliki lima kamar tidur.
Buffett, Chairman seumur hidup dan CEO Berkshire Hathaway, melukiskan, ”Itu merupakan investasi ketiga terbaik yang pernah saya buat.” Rumah serupa yang memiliki lima kamar tidur, yang berlokasi di sebelah rumahnya, dijual pada 2015 dan nilainya sudah mencapai 2,5 juta dollar AS.
Bagaimana dengan Bill Gates? Salah satu orang terkaya di dunia ini mengenakan arloji senilai 10 dollar AS (sekitar Rp 133.500), bukan arloji mewah seperti Rolex.
Bill Gates, salah satu orang terkaya di dunia ini mengenakan arloji senilai 10 dollar AS (sekitar Rp 133.500), bukan arloji mewah seperti Rolex.
Bill Gates juga masih suka mencuci piring di rumah setiap malam sehabis makan malam bersama keluarganya di rumah. Alasannya? Mesin pencuci piring menggunakan listrik!
Carlos Slim Helu, orang terkaya di Meksiko dan salah satu yang terkaya di dunia, masih menyetir sendiri mobil Mercedes-Benz tuanya untuk berkeliling kota. Slim juga membeli sendiri pakaian dari rak toko ritelnya. Selama lebih dari 40 tahun, Slim dan keluarga tinggal di rumah yang sama, yang memiliki enam kamar tidur sederhana, tempat dia membesarkan anak-anaknya di Meksiko.
Charlie Ergen, pendiri dan Chairman Dish Network, membawa bekal makan siang sederhana dan murah dari rumah berupa sandwich dan Gatorade sebelum berangkat bekerja setiap hari. Ergen dan istrinya juga tetap tinggal di rumah yang sama di Denver, yang ditempati mereka selama lebih dari 20 tahun.
Sampai saat ini, CEO Dish Network ini masih memberlakukan kebijakan perusahaan, berbagi kamar hotel dengan rekan kerja saat bepergian untuk keperluan bisnis.
Kepada The Financial Times, Ergen berucap, ”Ibu saya tumbuh pada saat Amerika mengalami masa depresi. Saya tidak memiliki meja mahoni.”
Mungkin kita berpikir, kebiasaan berhemat itu hanya dilakukan orang-orang kaya ”jadul” yang sudah berumur. Namun, ternyata bukan usia yang membuat sejumlah konglomerat memiliki cara hidup sederhana.
Meski mampu membeli satu Ferrari setiap hari dalam sebulan, Mark Zuckerberg, pendiri Facebook, mengemudikan mobil Volkswagen GTI dengan transmisi manual yang harganya ”hanya” 30.000 dollar AS atau sekitar Rp 400 juta.
Mark Zuckerberg yang masih relatif muda (tahun 2017 berusia 33 tahun) juga menerapkan pola hidup serupa. Berhemat dan sederhana. Meski mampu membeli satu Ferrari setiap hari dalam sebulan, Mark Zuckerberg, pendiri Facebook, mengemudikan mobil Volkswagen GTI dengan transmisi manual yang harganya ”hanya” 30.000 dollar AS atau sekitar Rp 400 juta.
Zuckerberg menikahi kekasihnya, Priscilla Chan, di halaman belakang rumah mereka. Pasangan itu terlihat santai ketika makan produk McDonald’s selama perjalanan bulan madu mereka di Italia pada 2012.
Ketika Zuckerberg membeli rumah terbarunya pada 2011 senilai 7 juta dollar AS di Palo Alto, sejumlah orang berkomentar, ”Harga rumah itu masih jauh di bawah kemampuannya.”
”Bukan gaji Anda yang membuat Anda kaya, melainkan kebiasaan Anda berbelanja (dan berhemat),” kata master catur berdarah Belarus-Amerika, Charles A Jaffe. Anda setuju?
Bukan gaji Anda yang membuat Anda kaya, melainkan kebiasaan Anda berbelanja (dan berhemat).
CHARLES A JAFFE