Kegagalan Manchester United meredam Manchester City dalam derbi Manchester Sabtu (6/11/2021) lalu mengecewakan jutaan penggemar The Red Devils di seluruh dunia. Seruan agar Ole Gunnar Solskjaer dipecat pun bertebaran. Bagaimana masa depan Solskjaer setelah MU hanya mengumpulkan empat poin dari enam pertandingan terakhir di Liga Premier?
Kekalahan Manchester United 0-2 dari ManCity, 0-5 dari Liverpool, 2-4 dari Leicester City, dan 0-1 dari Aston Villa pada musim ini membuat Ole Gunnar Solskjaer bertanggung jawab atas 21 persen kekalahan MU di Liga Premier. Tiga dari empat kekalahan itu terjadi di Old Trafford.

Solskjaer semakin terbiasa dipermalukan di tepi lapangan di Old Trafford. Dua pekan setelah diejek penggemar Liverpool, Solskjaer kembali menjadi sasaran ejekan tanpa ampun oleh pendukung ManCity. Namun Solskjaer adalah pelatih yang baik, yang mendapatkan kasih sayang dari para pendukung MU selama hari-harinya bermain bersama MU. Memang menjadi menyakitkan melihat Solskjaer menderita menanggung aib dan ejekan dari penggemar klub lawan yang menyanyikan “Lima tahun lagi” dan “Ole, beri kami gelombang”.
Kecuali pemilik klub MU, keluarga Glazer, dan Executive Vice-Chairman Ed Woodward menjadi “kejam” dan menyebutkan masa 35 bulan Solskjaer bersama MU sudah selesai. Namun jika mengalahkan Spurs tetapi kalah dari Liverpool dan ManCity sudah cukup baik bagi keluarga Glazer dan Woodward, itu berarti standar yang ditetapkan di Old Trafford tetap seperti sekarang. “Kami lebih yakin dari sebelumnya bahwa di bawah kepemimpinan Solskjaer, MU sudah berada di arah jalan yang benar,” kata Woodward pada hari Solskjaer menandatangani kontrak baru untuk tiga tahun ke depan.
MU memberi Solskjaer kontrak baru selama tiga tahun ke depan setelah MU finish di posisi kedua musim lalu dan melaju ke final Liga Europa. Manajemen MU juga memperpanjang kontrak asisten manajer Mike Phelan, pelatih Michael Carrick dan Kieran McKenna. Hirarki klub itu menginginkan Solskjaer menjalankan rencana jangka panjang dan merasa dia orang terbaik untuk pekerjaan itu karena tahu dan memahami Manchester United. Namun selama di bawah Solskjaer, MU belum meraih trofi apa pun juga.

Sejak 1 Januari 2020, MU telah menelan 10 kekalahan dalam laga di Liga Premier di Old Trafford, mengumpulkan 56 poin di kandang selama periode tersebut. Ini merupakan dengan jarak tertentu, rekor kandang terburuk dari apa yang disebut klub Enam Besar. Sebelum pertandingan hari Sabtu lalu, ManCity telah mengumpulkan 76 poin di kandang selama periode yang sama; sementara Liverpool dan Chelsea sama-sama mengoleksio 67 poin di kandang sendiri; Spurs dan Arsenal sama-sama mengumpulkan 61 poin di depan pendukung mereka sendiri.
Hasil ini merupakan indikator kekurangan Solskjaer sebagai pelatih. Sejak 1 Januari 2020, MU hanya mengumpulkan lima poin dari kemungkinan 27 poin melawan enam rival Enam Besar di Old Trafford. Sebanyak 21 persen kekalahan MU di Liga Premier terjadi di era Solskjaer dan MU belum mencatatkan hasil clean sheet di kandang dalam 14 pertandingan di semua kompetisi — home run terburuk kedua dalam sejarah klub. Statistik ini memberatkan kredensial Solskjaer tetapi hirarki MU terus menyarankan bahwa dia orang terbaik untuk melatih MU.
Tanpa trofi, performa buruk di kandang dan harapan meraih gelar juara liga hilang. Sulit untuk mengetahui bagaimana keluarga Glazer dapat membenarkan kesabaran mereka. Seperti diwartakan ESPN sebelumnya, setelah kekalahan dari Liverpool, sejumlah anggota skuad MU tidak yakin dengan kemampuan taktis manajer.
Sejauh ini Solskjaer masih aman, dan belum ada tanda-tanda dari Old Trafford yang mengindikasikan Solskjaer akan diganti —ketika sejumlah di antaranya Tottenham Hotspur, Newcastle United, Norwich, menyingkirkan manajer mereka. Para pengamat bingung dan tidak percaya mengapa Solskjaer masih dipertahankan manajemen MU.

Mantan kapten MU Garry Neville melihat problem di klub itu datang lebih cepat setelah The Red Devils memulai musim ini dengan kemenangan besar. Dia heran melihat penurunan MU secara tiba-tiba dan ekstrem.
Sejak Sir Alex Ferguson pensiun pada 2013 — setelah sukses memimpin MU selama lebih dari dua dekade, MU mencoba untuk tetap percaya dengan manajer selama masa-masa sulit. Mereka juga memahami status klub di seluruh dunia.
Namun jIka Solskjaer diganti, apa yang akan terjadi? Memecat seorang manajer klub sepakbola tidaklah sulit, tetapi mendapatkan pengganti yang tepat hal yang sulit. Sebenarnya MU bisa saja merekrut Antonio Conte ketika MU kalah 0-5 dari Liverpool, tetapi MU tidak menginginkan manajer jangka pendek.
- Apakah Ole Gunnar Solskjaer Diganti atau Dipertahankan?
- Solskjaer Masih Diberi Kesempatan Tangani Tiga Laga Manchester United
MU menginginkan seseorang yang dapat membangun skuad dan bekerja dengan mereka, sesuai kata-kata klub itu, “rekrutan kelas dunia” dengan “luliusan akademi”. Manajer paling jelas yang cocok dengan pola itu adalah Mauricio Pochettino (PSG), Brendan Rodgers (Leicester), dan Erik ten Hag (Ajax).
PSG telah memperpanjang kontrak Pochettino pada Juli lalu sebagai upaya mencegah Spurs mendapatkan mantan pemain Argentina itu. Rodgers menolak tawaran sejak dia bergabung dan melatih Leicester City — pindah dari Celtic. Namun. statusnya sebagai mantan manajer Liverpool menjadi masalah bagi sejumlah penggemar MU dan performa Leicester menurun pada musim ini. Adapun Erik ten Hag sudah menolak meninggalkan Ajax untuk kembali melatih Bayern Muenchen di tengah musim.
Setelah kalah 0-2 dari ManCity, selisih poin dari pemuncak klasemen makin lebar. Saat ini Chelsea unggul 9 poin dari MU setelah 11 pertandingan. Namun MU masih cukup percaya diri untuk memenangkan pertempuran dan mengamankan zona Liga Champions.
Ed Woodward, Executive Vice-Chairman Manchester United selama delapan tahun terakhir ini bertanggung jawab menyelesaikan keputusan-keputusan penting MU. Setelah “bencana” Liga Super, Woodward akan meninggalkan MU pada akhir tahun ini. Belum jelas, apakah Woodward — sekutu dekat keluarga Glazer — tetap dipekerjakan sebagai penasihat.
Ada beberapa nama yang disebut sebagai pengganti Woodward, di antaranya mantan kiper MU Edwin van der Sar (saat ini CEO Ajax), salah satu tokoh kunci yang menjaga Asosiasi Klub Eropa yang berpengaruh tetap di jalurnya pasca-pengunduran diri massal klub-klub papan atas di Liga Super. Tampaknya Direktur Pelaksana MU Richard Arnold akan mengambil peran Woodward. Ini tidak menunjukkan adanya perubahan arah bagi klub.


Berantakan
Performa MU saat berhadapan dengan ManCity sangat pasif, seolah-plah mereka tahu mereka memiliki sedikit peluang untuk menang. Setelah tertinggal di menit ke-7 akibat gol bunuh diri Eric Bailly yang menendang umpan silang Joao Cancelo ke gawang sendiri, MU seakan menunjukkan tak akan bisa menang. Gol Bernardo Silva menjelang turun minum terjadi setelah Luke Shaw dan Harry Maguire membiarkan umpan silang yang dalam yang membuat pemain asal Portugal itu mudah memasukkan bola ke gawang David De Gea.
Tim asuhan Pep Guardiola memiliki 68 persen penguasaan bola selama 90 menit, sedangkan MU hanya berhasil melepaskan satu tembakan tepat sasaran. ManCity lebih sering menguji David De Gea dibandingkan Ederson. Victor Lindelof hampir saja mencetak gol bunuh diri kedua namun bola itu masih bisa diselamatkan De Gea.
ESPN mengeritik formasi MU makin berantakan setelah Solskjaer memasukkan pemain pengganti Jadon Sancho dan menurunkan pemain sayap kanan dari posisi di sebelah kiri. MU di bawah Solskjaer tak punya rencana yang jelas, tak ada arah, dan ketika berhadapan dengan tim papan atas dan pelatih papan atas, semua menjadi berantakan. Woodward mungkin menyadari hal ini tetapi belum ada indikasi perubahan apa pun. “Apakah MU menunggu semua terlambat dan musim ini berlalu? “ tulis ESPN.

Solskjaer: MU Tidak Selevel dengan ManCity
“Sangat sulit untuk berbicara saat ini karena kami memulai pertandingan dengan buruk, pasif, dan ketika mereka mendapatkan gol pertama, itu akan menjadi pertandingan yang sulit. Sangat disayangkan terjadi gol bunuh diri. Tertinggal 0-1 itu sulit. David De Gea menahan beberapa kali serangan lawan, tapi kemudian Joao Cancelo memotong ke dalam dan memberi umpan silang. Seharusnya itu tidak terjadi. Melihat hasil dan cara kami kebobolan, tentu saja, mengecewakan,” komentar Solskjaer usai pertandingan.
Pelatih asal Norwegia itu mengakui Manchester City tim yang bagus, dan Manchester United tidak lagi selevel dengan tim itu. Standar bermain MU hilang dan itu sesuatu yang harus dikembalikan. “Mereka bermain bagus, tidak memberi kami peluang untuk merebut bola,” aku Solskjaer.
“Kami harus kembali menjadi yang terdepan, menjadi lebih agresif, dan mungkin keadaan membuat kami lebih berhati-hati dan pasif,” katanya.
Solskjaer mengatakan beberapa pekan terakhir ini sulit, dan dia kesulitan untuk berbicara terlalu banyak setelah MU menelan kekalahan demi kekalahan. “Kami harus lebih percaya diri, lebih agresif, menemukan sudut lebih cepat, dan memainkan umpan yang seharusnya kami lakukan,” katanya.
Solskjaer memahami rasa fristrasi dan kekecewaan jutaan penggemar MU, dan dia berjanji untuk berusaha mengembalikan semua yang dimiliki MU sebelumnya, bersama para pemain dan ofisial MU.

Sementara itu pasca-kekalahan dari ManCity, kapten MU Harry Maguire mengirim pesan kepada para pendukung MU. “Sebagai sekelompok pemain, kami sedang melalui masa sulit. Kami tahu dan menerima bahwa ini tiudak cukup baik. Kami merasakan frustrasi dan kekecewaan Anda. Kami melakukan segala yang kami bisa untuk memperbaikinya dan kami akan memperbaikinya. Terima kasih untuk dukungan kalian. (Mari) bersatu,” tulis Harry Maguire di media sosialnya.
Setelah jeda internasional, Manchester United akan ke kandang Watford pada 20 November dan Chelsea pada 27 November di Liga Premier, diselingi ke kandang Villareal pada 24 November di Liga Champions. Selama jeda internasional, sejumlah pemain akan memperkuat tim nasional negara masing-masing, sebagian lagi tetap berlatih keras di Carrington. Solskjaer mengisyaratkan perubahan besar MU pasca-kekalahan dari ManCity saat MU ke kandang Watford — jika dia masih menjadi manajer.
ROBERT ADHI KUSUMAPUTRA, pendukung sejati Manchester United. Sumber tulisan berasal dari situs resmi Manchester United, BBC Sport, Manchester Evening News, ESPN, Premier League. Sumber foto: ManUtd.com dan Premier League. Sumber tabel: Premier League