Ole Gunnar Solskjaer masih diberi kesempatan untuk menangani tiga pertandingan Manchester United (vs Tottenham Hotspur, vs Atalanta, dan vs Manchester City). Sebelumnya beredar rumor Solskjaer bakal diganti Antonio Conte, mantan pelatih Juventus, Chelsea, dan Internazionale Milano, menyusul kekalahan telak MU 0-5 dari Liverpool. Manchester United kini sibuk mempersiapkan diri menjelang laga tandang di kandang Tottenham Hotspur di London, Sabtu (30/10/2021) malam.
ROBERT ADHI KUSUMAPUTRA
Posisi Manchester United di pekan ke-9 Liga Premier melorot ke urutan ke-7 dengan 14 poin, hasil empat kali menang, dua kali imbang, dan tiga kali kalah. Poin yang dikumpulkan MU saat ini sama dengan poin yang dicapai Everton, Leicester City, dan Arsenal; MU hanya menang dalam selisih gol. Adapun Chelsea di pemuncak klasemen mengoleksi 22 poin, disusul Liverpool 21 poin, Manchester City 20 poin, West Ham 17 poin, Brighton dan Spurs 15 poin.

Menurut Fabrizio Romano, salah satu sumber tepercaya, pelatih asal Norwegia ini dipastikan tetap menangani pertandingan MU vs Spurs akhir pekan ini. Keputusan ini diambil setelah Sir Alex Ferguson mengunjungi pusat pelatihan pemain MU di Carrington untuk memberi dukungan kepada pelatih berusia 48 tahun itu.
“Ujian” yang dihadapi Solskjaer berat karena tiga pertandingan yang dapat menyelamatkannya dari pekerjaannya sebagai manajer MU adalah saat MU menghadapi Tottenham Hotspur dan Manchester City di Liga Premier, dan saat MU ke kandang Atalanta di Liga Champions. Bila Manchester United memenangkan tiga pertandingan ini, Solskjaer memiliki kesempatan untuk membuktikan dirinya masih layak menjadi pelatih MU.
Manchester United akan kembali berlaga Sabtu (30/10/2021) malam dengan bertandang ke kandang Tottenham Hotspur. The Red Devils berupaya bangkit dan melupakan kekalahan 0-5 dari Liverpool di Old Trafford Minggu (24/10/2021) lalu. Pertandingan ini merupakan ujian karakter bagi tim asuhan Ole Gunnar Solskjaer.

Siapa Pemain yang Diturunkan untuk Hadapi Spurs?
Menghadapi Spurs di London, Manchester United tidak akan diperkuat Paul Pogba yang menerima hukuiman kartu merah saat MU menjamu Liverpool. Pogba masuk sebagai pemain pengganti. Intervensi VAR terhadap tekel Pogba terhadap Naby Keita membuat hukumannya ditingkatkan dari kartu kuning menjadi kartu merah. Ini berarti skorsing domestik tiga pertandingan untuk pemain internasional Perancis ini. Selain absen saat MU menghadapi Spurs, Pogba juga bakal absen saat MU melawan Manchester City dan Watford.

Namun Solskjaer mengindikasikan, Raphael Varane dan Anthony Martial — yang sebelumnya cedera — dapat diturunkan. Solskjaer menyatakan tim MU sama dengan tim yang memenangkan pertandingan vs Atalanta, yang mengantarkan MU ke puncak Grup F babak kualifikasi Liga Champions. Ini berarti Cristiano Ronaldo diapit oleh Mason Greenwood dan Marcus Rahsford. Bruno Fernandes akan beroperasi di belakang mereka. Pasca-pertandingan vs Atalanta, Rashford dan Fernandes sempat mengalami cedera, demikian juga Fred. Namun ketiganya tetap diturunkan saat MU menjamu Liverpool akhir pekan lalu, yang berakhir dengan kekalahan telak 0-5.

Dari kubu Spurs, diperoleh informasi manajer Nuno Espirito Santo menyambut Matt Doherty kembali dalam skuad setelah absen dalam tiga pertandingan terakhir dengan cedera. “Satu-satunya berita buruk saat ini adalah Ryan Sessegnon yang belum bisa bergabung dengan kami,” kata Nuno.

Setelah Paul Pogba Dikartumerahkan dan Masa Depannya di MU
Ihwal nasib Paul Pogba di masa depan bersama Manchester United, Mino Raiola kepada The Times mengatakan, “Anda harus bertanya kepada MU tentang perpanjangan kontrak Pogba. Untuk saat ini, segela sesuatu masih tenang. Tak ada pembaruan berita.”
Menurut laporan Neil Curtis dari The Sun, Paul Pogba sangat marah karena ditinggalkan Solskjaer di bangku cadangan dan ‘dihina’ di ruang ganti setelah MU kalah 0-5 dari Liverpool.
Curtis yang memiliki sumber di Manchester United mengungkapkan, Pogba meminta maaf kepada rekan satu timnya atas tantangan nekadnya kepada Naby Keita yang berujung kartu merah.

Pogba masuk menggantikan Mason Greenwood di babak kedua, tetapi dia memberikan bola kepada Jordan Henderson sebelum terciptanya gol ketiga Mo Salah, kemudian melakukan tekel dua kaki yang menyebabkan dia diusir dari lapangan.
Pogba disebut-sebut merupakan salah satu pemain yang kehilangan kepercayaan terhadap Solskjaer dan telah menunda pembicaraan tentang kontrak baru. Pemain berusia 28 tahun itu memberi sinyal akan meninggalkan Old Trafford pada akhir musim ini.
Namun Pogba dalam akun Twitternya menegaskan, berita The Sun adalah berita bohong. “Big lies to make headlines,” tulis Pogba di twitternya, 27 Oktober 2021.

Sementara itu mantan gelandang MU, Paul Scholes, berpendapat, “Pogba seharusnya tidak bermain untuk Manchester United setelah penampilannya yang mengerikan saat menghadapi Liverpool.”
“Anda tidak akan pernah melakukan itu saat melawan Liverpool. Mereka memiliki banyak pemain berkualitas. Saya tidak berpikir ini karena kurangnya usaha. Saya pikir secara taktik mereka mengaturnya sedemikian rupa di mana ini bisa terjadi, dan sayangnya ini memang terjadi,” ungkap Scholes. “Paul Pogba diusir akibat tekel yang konyol. MU tertinggal 0-5 dengan 10 pemain. Jika Ole masih menjadi manajer di sana, apakah kita melihat Pogba masih berseragam MU? Dia sering menjadi penyebab kekacauan selama beberapa tahun ini,” urai Scholes.
“Semua orang tahu betapa berbakatnya Pogba. Semua orang percaya pada dia. Setiap manajer percaya dia, membiarkan dia menjadi pemain. Tetapi dengan segala keributan ini, dengan tidak menandatangani kontrak, hampir meminta tebusan dari klub, dan kemudian dia masuk dan melakukan sesuatu seperti itu. Ini bukan salah Ole. Jangan salah paham. Tapi itu bagian yang hampir menyimpulkan performa MU hari ini. Dia mungkin masih akan bermain lagi. Tetapi saya tidak berpikir MU akan kehilangan apa pun jika dia tidak bermain lagi,” urai Scholes.
“Pogba memiliki banyak peluang. Dia terus mengatakan dia kurang konsisten tetapi apa yang dia lakukan (sehingga terbitlah kartu merah) hanya (kurangnya) disiplin dan rasa tidak hormat kepada manajer Anda dan rekan satu tim,” kata Scholes.
Benarkah Cristiano Ronaldo Penyebab Kekacauan di Manchester United?
Sementara itu pendukung Manchester United yang menamakan diri sebagai Alexis d’Odessa di media sosialnya mengungkapkan, Cristiano Ronaldo menjadi penyebab situasi kekacauan di Manchester United saat ini.
“Secara jujur, saya tidak mempertimbangkan Solskjaer menjadi manajer elit, tetapi kita harus melihat kebenaran. Dalam dua tahun terakhir ini, secara perlahan tetapi pasti, Manchester United telah membuat kemajuan berarti. Musim lalu, MU finish di posisi kedua di Liga Premier, dan mencapai final Liga Europa. Musim ini, MU memulai dengan empat kemenangan dari lima pertandingan dan mereka masih berada di jalur juara liga,” tulis pendukung Manchester United ini seperti dikutip Manchester Live.

“Tetapi kemudian Cristiano datang. Ini transfer yang sempurna dari sudut pandang marketing tetapi dia bukan pemain yang diharapkan Solskjaer. Performa Manchester United kemudian menurun, kecuali saat berhadapan dengan Newcastle United. Kalaupun menang, itu karena keberuntungan. Coba Anda bayangkan ada di sisi Solskjaer: dia membangun skuad selama dua tahun dan dia dipaksa untuk sepakat dengan seorang pemain yang mengubah formasi dan menolak membantu sektor pertahanan. Dan Anda tidak bisa membangkucadangkannya!” Saya pikir Ronaldo harus melupakan egonya dan mulai bekerja sama dengan tim: menerima rotasi sebagai bagian dari pertandingan dan mulai membantu turun ke belakang. Bahkan itu hanya lima menit di akhir pertandingan,” tulis Alexis d’Odessa.
- Cristiano Ronaldo Cetak Gol Penentu Kemenangan atas Atalanta
- Gol Cristiano Ronaldo di “Fergie Time” Tumbangkan Villareal
Sementara itu, salah satu pemain MU yang sempat dipinjam West Ham United (yang sekarang diasuh David Moyes), Jesse Lingard, dilaporkan memberi jempol (like) dalam unggahan Instagram fan page MU yang mencantumkan tagar #OleOut. Ini salah satu indikasi rasa frustrasinya terhadap sang manajer.
Cristiano Ronaldo dalam akun Instagramnya pasca kekalahan 0-5 dari Liverpool menulis, “Kadang-kadang hasil pertandingan bukan yang kami perjuangkan. Terkadang skor bukan yang kami inginkan. Ini semua karena kami, dan tidak ada orang lain yang bisa disalahkan. Para penggemar pantas mendapatkan yang lebih baik dari ini. Dan itu terserah kami untuk menyampaikannya. Waktunya sekarang.”
Patrice Evra: Lihat Wajah Manajer yang Diliputi Tekanan
Dalam buku terbarunya berjudul “I Love This Game”, mantan pemain Manchester United Patrice Evra menulis secara rinci suasana dan atmosfer menjelang berakhirnya kepemimpinan David Moyes. “Old Trafford tidak lagi menjadi benteng. Anda harus melihat wajah David Moyes untuk memahami tekanan yang dia hadapi,” tulis Evra.
“Tetapi cara dia melakukan kesepakatan dengan pemain adalah kesalahan besar. Di ruang ganti sebelum pertandingan, David mengatakan, ‘Guys, kalian harus menunjukkan kepada saya cara untuk menang. Saya belum pernah memenangkan liga, dan kalian harus menunjukkan kepada saya bagaimana melakukannya’. Saya dapat melihat David mencoba membuat para pemain ikut bertanggung jawab. Namun Sir Alex Ferguson tidak pernah bertanya kepada para pemainnya bagaimana memenangkan pertandingan. Dia memberi tahu kami bagaimana melakukan itu,” ungkap Patrice Evra.

“Beberapa pemain menggunakan itu untuk melawannya karena mereka pikir mereka sekarang bertanggung jawab. Pemain yang menerima saat berada di bangku cadang di bawah Ferguson akan mengeluh jika mereka dibangkucadangkan di bawah Moyes. Itu membuat pekerjaan manajer dan pelatih menjadi sangat sulit, bahkan lebih sulit,” urai Evra.
“Pada hari Minggu Paskah 2014, kami kalah 0-2 dari Everton. Giggs yang dijatuhkan menjadi gila setelah pertandingan itu ketika fans Everton mengepung bus kami dan mulai melecehkan kami. Salah satu dari mereka melemparkan sesuatu yang memantul dari jendela pelatih. Giggs berdiri dan berteriak, F***ing fans Everton sekarang membuat kami kesal. Cukup sudah! Dia benar. Keesokan harinya, para pemain senior — saya sendiri, Vida (Nemanja Vidic), Wayne (Rooney), Giggs, Rio (Ferdinand), dan Michael Carrick dipanggil ke kantor Ed Woodward. Saya pikir David tahu apa yang terjadi. Ed berbicara kepada kami para pemain secara terpisah, Saya terakhir masuk. ‘Apakah David Moyes masih menjadi orang yang memimpin tim ini?” tanyanya.” urai Evra.
“Para pemain adalah orang pertama yang bertanggung jawab,” jawab Evra, “Kami harus disalahkan lebih dari manajer, tetapi ruang ganti bukanlah tempat yang menyenangkan,” lanjutnya.
“Saya tahu,” kata Ed, “Terima kasih atas kejujuran Anda. Kami akan melihat keputusan apa yang akan kami ambil.”
“David Moyes tidak mampu bertahan sepanjang musim di Manchester United setelah gagal menghadapi tekanan mengelola tim bertabur bintang seperti itu,” ungkap Evra.
Ole Gunnar Solskjaer sekarang berada di bawah ancaman yang sama setelah kehilangan kepercayaan mayoritas para pemainnya, dan kalah empat dari 8 pertandingan terakhir.
ROBERT ADHI KUSUMAPUTRA, pendukung sejati Manchester United. Tulisan bersumber dari situs resmi Manchester United, situs Premier League, Manchester Live, Instagram Cristiano Ronaldo. Sumber foto: ManUtd.com, Amazon.com.

