ROBERT ADHI KSP

Hari itu 24 Juni 1982. Pesawat Boeing 747-236B BA-9 yang membawa 248 penumpang dan 15 awak pesawat lepas landas dari Bandara Heathrow, London, Inggris, menuju Auckland, Selandia Baru. Karena perjalanan cukup jauh, pesawat berhenti di empat bandara: Mumbai dan Madras (India), Kuala Lumpur (Malaysia), dan Perth (Australia).

Setelah terbang dari penghentian ketiga di Bandara Sultan Abdul Aziz Shah, Kuala Lumpur, pesawat berada di atas Samudra Hindia. Saat itulah kapten pesawat Eric Moody menginformasikan kepada para penumpangnya. ”Kami mengalami problem kecil. Empat mesin pesawat mendadak mati. Kami berupaya semaksimal mungkin untuk memperbaikinya. Kami berharap penumpang tidak terlalu cemas,” kata Moody. Beberapa menit sebelumnya, Kapten Moody telah menginstruksikan kepada kopilot untuk mengirim panggilan ”Mayday” kepada menara kontrol terdekat di Indonesia.

Dalam film dokumenter televisi berjudul Jakarta Incident tentang peristiwa penerbangan yang mencekam ini, terungkap sebagian besar penumpang pasrah. Tak terdengar jeritan ketakutan. Mereka melihat dari jendela, mesin yang dijilat api. Kabin dipenuhi asap belerang.

Penumpang Betty Tootel (80) yang kemudian menulis buku berjudul All Four Engines Have Failed menggambarkan, suasana di kabin sangat tegang dan sangat tenang. Semua penumpang seolah tahu mereka akan segera mati setelah mendengar pengumuman Kapten Moody.

Pesawat itu terus turun, melaju tanpa empat mesinnya. Pilot tahu hanya punya waktu kurang dari setengah jam sebelum pesawat jatuh ke Samudra Hindia. Namun di ketinggian 13.000 kaki, secara tak terduga mesin keempat menderu, disusul mesin ketiga, dan dua mesin lainnya. Awak pesawat mulai tersenyum. Namun ketika satu mesin mati lagi, mereka sempat cemas. Dengan tiga mesin menyala, Kapten Moody akhirnya berhasil mendaratkan Bristish Airways di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta dengan selamat.

Apa yang terjadi pada BA-9 itu? Penyelidikan insinyur Rolls-Royce menemukan jawaban, penyebab matinya keempat mesin pesawat akibat kemasukan debu yang sangat halus, yang keluar dari Gunung Galunggung. Gunung di Tasikmalaya, Jawa Barat, itu meletus sejak 5 April 1982. Partikel halus itulah yang lalu tertiup angin dan tersedot mesin pesawat Boeing 747 itu.

SUMBER: KOMPAS SIANG DIGITAL, JUMAT 14 FEBRUARI 2014