Mendengar Suara Rakyat

ROBERT ADHI KSP

Indonesia membutuhkan sosok pemimpin daerah yang mau melayani rakyatnya. Kehadiran pemimpin daerah seperti Joko Widodo, Basuki Tjahaja Purnama, dan Ridwan Kamil, yang mau mendengar suara rakyat, menanggapi, dan melakukan aksi, merupakan angin segar bagi Indonesia baru. Indonesia sudah lama merindukan ini.

Pelayanan publik memang menjadi persoalan utama bagi masyarakat. Mulai dari urusan kependudukan (akta lahir, kartu tanda penduduk,) sampai urusan perizinan (izin mendirikan bangunan, izin usaha, dan lainnya), warga harus berhadapan dengan pegawai pemerintah. Di banyak kota di Indonesia, layanan publik justru paling sering dikeluhkan. Sudah berbelit-belit, panjang dan lama, urusan ini membuat warga harus mengeluarkan biaya tambahan. Jarang ada yang beres.

Berubah

Namun, Indonesia mulai berubah setelah muncul sosok para pemimpin muda yang mengelola sejumlah kota. Joko Widodo ketika menjabat Gubernur DKI Jakarta menyerap aspirasi rakyat dengan cara melakukan blusukan ke berbagai wilayah di Jakarta. Dia bertemu dengan masyarakat, menyerap aspirasi warga, memetakan persoalan, dan mengambil keputusan dengan cepat dan tepat.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama membagi-bagikan kartu namanya yang memuat tiga nomor telepon selulernya kepada masyarakat Ibu Kota. Basuki mengajak warga Jakarta melaporkan persoalan mereka dengan cara mengirimkan pesan singkat ke tiga nomor ponselnya, 0811 944 728, 0819 27666 999, dan 0858 112 919 66. Dia mempersilakan warga Ibu Kota menghubunginya kapan saja apabila menemukan persoalan, dan dia akan menanggapi dan berupaya menyelesaikannya.

 

Basuki serius menanggapi keluhan warga. Kisah yang disampaikan seorang warga Kebayoran Lama di Jakarta Selatan ini merupakan kisah nyata yang membangkitkan rasa hormat warga kepada Basuki Tjahaja Purnama.

Dalam akun Facebooknya, 7 September lalu, Muhammad Yusrizki, warga Kebayoran Lama, Jaksel, mengungkapkan, selama puluhan tahun lamanya, jalan masuk ke rumahnya yang buntu di Kompleks Caltex tidak pernah beraspal.

Sebulan lalu, dia mengirim pesan singkat ke Basuki T Purnama melalui nomor ponsel 0819 27 666 999, mengadukan persoalan tersebut. Kurang dari satu bulan, Yusrizki menerima telepon dari pegawai Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta dan tak lama kemudian jalan masuk ke rumahnya langsung diaspal.

”Sekarang, anak-anak bisa bermain sepeda, orang-orang tua bisa berjalan kaki atau dengan kursi rodanya bisa berjalan-jalan tanpa takut tersandung batu,” tulis Yusrizki.

”Ahok tidak hebat. Dia hanya menjalankan yang semestinya dilakukan oleh seorang gubernur/wakil gubernur dalam melakukan pelayanan publik, yang sayangnya tidak dilakukan oleh gubernur/wagub sebelumnya,” ujar Yusrizki. ”Zaman sepertinya benar-benar sedang berubah. Pemerintah dan pemimpin sudah mulai hadir dalam bentuk yang paling sederhana: melayani masyarakatnya. Semoga ini pertanda baik untuk Jakarta dan Indonesia,” tuturnya.

Persoalannya sederhana. Jalan yang tidak diaspal selama bertahun-tahun lamanya. Dan persoalan sederhana itu diselesaikan dengan cepat dan mudah oleh Basuki T Purnama.

Yusrizki memuji langkah Wakil Gubernur DKI Jakarta yang mengajak warga Ibu Kota melaporkan berbagai persoalan yang dihadapi dan berupaya menyelesaikan masalah dengan baik.

Pekan lalu, seorang warga Jakarta menulis surat elektronik ke sebuah situs online tentang pengalamannya mengurus surat-surat perizinan di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Intinya, sejak April tahun ini, warga dipingpong oleh pegawai negeri sipil di salah satu dinas dan dimintai uang pelicin puluhan juta rupiah. Warga itu kemudian mengirim pesan singkat ke Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, dan melaporkan persoalan yang dialaminya. SMS-nya dibalas Basuki. Esok harinya, setelah warga ini mendatangi dinas dan mengurus surat-surat yang dibutuhkan, sikap pegawai di dinas tersebut sudah berubah.

Media sosial

Kisah lainnya datang dari Bandung, Jawa Barat. Wali Kota Ridwan Kamil adalah pengguna media sosial Twitter dengan jumlah followers lebih dari 714.000. Ridwan Kamil secara kreatif memanfaatkan Twitter dan juga Facebook untuk menyapa warga kota Bandung.

Ridwan Kamil mengajak warga kotanya—yang 60 persen berpendidikan—untuk melakukan gerakan memungut sampah dan membuangnya ke tempat yang tepat. Ridwan mengajak warga kota berbahasa Sunda pada hari Rabu, berbahasa Inggris setiap hari Kamis, dan naik sepeda setiap hari Jumat. Ajakan tersebut dilakukan Ridwan secara konsisten.

Basuki T Purnama dan Ridwan Kamil adalah contoh dua pemimpin muda Indonesia yang membangun kota secara kreatif. Basuki menyediakan nomor ponsel sebagai sarana bagi warga menyampaikan laporan.

Adapun Ridwan Kamil mewajibkan semua kepala dinas, camat, dan lurah di wilayah Pemerintah Kota Bandung memiliki akun Twitter, untuk menanggapi keluhan warga dan menyelesaikan persoalan. ”Sebelum warga menyampaikan terima kasih, saya anggap persoalan belum beres,” kata Ridwan Kamil.

Rakyat Indonesia berharap lebih banyak lagi pemimpin daerah mendengar suara rakyat dan melakukan cara-cara kreatif membangun kotanya. Publik yakin pemerintahan baru Indonesia di bawah Joko Widodo dan Jusuf Kalla mampu mengajak semua pemimpin daerah di negeri ini untuk lebih aktif dan kreatif mendengarkan suara rakyat dan menyelesaikan persoalan yang ada. Apalagi presiden terpilih Joko Widodo sejak awal menyatakan akan melakukan blusukan di dunia maya dan tetap mendengarkan suara rakyat.

 

SUMBER: DUDUK PERKARA, KOMPAS SIANG DIGITAL EPAPER, SENIN 22 SEPTEMBER 2014