Komunitas Line Dance

ROBERT ADHI KSP

Komunitas ”line dance” tumbuh subur di kawasan Serpong seiring makin banyaknya grup band yang membawakan musik ”evergreen”, country, latin, dan lainnya yang manggung di berbagai tempat ”nongkrong” di kawasan ini. Komunitas ”line dance” inilah yang menghidupkan resto dan kafe, tempat band-band itu tampil setiap malam.

Line dance adalah tarian koreografi yang langkah dan gerakannya dilakukan secara bersamaan dan berulang, sesuai irama dan ketukan lagu. Dansa tanpa pasangan ini biasanya dilakukan oleh sekelompok orang.

Komunitas line dance tumbuh subur di Jakarta dan sejumlah kota besar lainnya di Indonesia, termasuk di Serpong, Tangerang Selatan, Banten. Banyak pedansa mengaku jadi lebih sehat, lebih bugar, dan makin awet muda.

Komunitas line dance pertama yang muncul di Serpong adalah komunitas yang anggotanya tergabung dalam Country Music Club Indonesia (CMCI). Dalam komunitas ini, para anggotanya sudah terlatih melakukan line dance.

Satu tahun setelah tempat nongkrong di Downtown Walk Summarecon Mal Serpong (SMS) dibuka, pada 2007, grup band Abadi Soesman tampil. Abadi membawakan lagu-lagu oldies dan evergreen setiap Minggu malam, menjelang pusat perbelanjaan SMS tutup. Hingga menjelang tengah malam, Abadi Soesman dan kawan-kawannya menghibur penikmat musik ”jadul”. Yang menarik, para pedansa line dance juga tetap bertahan sampai acara musik itu selesai.

Komunitas line dance pertama yang muncul di Serpong adalah komunitas yang anggotanya tergabung dalam Country Music Club Indonesia (CMCI). Dalam komunitas ini, para anggotanya sudah terlatih melakukan line dance.

Abadi Soesman dan grup bandnya juga berhasil menghidupkan suasana Minggu malam di Downtown Walk SMS menjadi suasana gembira dengan lagu-lagu jadulnya. Berbagai komunitas line dance datang meramaikan suasana, tidak hanya dari Tangerang, tetapi juga khusus datang dari Jakarta.

Abadi Soesman juga berhasil membawa komunitas pencinta lagu-lagu The Beatles nongkrong setiap Senin malam di Downtown Walk SMS. Kali ini, gerakan pengunjung menyesuaikan irama lagu. Kalau misalnya lagu berirama rock ’n roll, beberapa penggemar maju di depan panggung dan bergoyang.

Abadi Soesman dan kawan-kawannya juga tampil setiap Kamis malam di The Breeze BSD, membawakan lagu-lagu evergreen. Banyak penggemar line dance yang datang dan melantai. ”Line dance sudah menjadi tren di mana-mana di Indonesia. Tidak heran apabila makin banyak yang tertarik belajar line dance dan kemudian mempraktikkannya di sini,” kata Abadi.

Jika Abadi Soesman dan kawan-kawannya menghidupkan kembali lagu-lagu jadul, band The Old Friends yang menampilkan penyanyi khas country, Pinky Warouw dan Vera, membuat penikmat musik countrymeramaikan The Breeze BSD setiap Minggu malam. Tidak sedikit penggemar country line dance yang sebelumnya tergabung dalam klub CMCI, datang ke The Breeze setelah mendapat kabar bahwa band ini tampil di Serpong.

Berkembang

Setelah bermunculan tempat nongkrong baru, komunitas line dance lainnya juga tumbuh dan berkembang. Komunitas Universal Line Dance (ULD), yang anggotanya lebih dari 3.000 orang di belasan kota di Indonesia, membuka cabang di Serpong, Tangerang.

Di kawasan Serpong, acara dansa-dansi ULD digelar di pusat makanan dan hiburan Living World, Alam Sutera. Sejak lima tahun silam, ketika Living World masih sepi, komunitas line dance ULD sudah tampil di sana setiap Selasa malam. Setiap kali line dance digelar, sekitar 30 sampai 50 orang datang.

Line dance sudah menjadi tren di mana-mana di Indonesia. Tidak heran apabila makin banyak yang tertarik belajar line dance dan kemudian mempraktikkannya.

ABADI SOESMAN

Band yang membawakan lagu-lagu line dance di Living World adalah band TOT (The Old Timers) yang menjadi mitra ULD sejak 2008. Band ini mampu membawakan lagu-lagu line dance mirip dengan lagu aslinya.

”Kami dulu musisi kafe yang memainkan lagu apa saja. Kami lalu fokus ke line dance, karena melihat masih jarang band mengiringi line dancer. Kami mempelajari lagu-lagunya dan kini kami unggul,” kata Gerald.

Ketika lagu ”Danza Kuduro” (Don Omar dan Luncenzo) yang menjadi soundtrack film Fast Five (2011) sangat populer, band TOT mampu menggairahkan pedansa-pedansa line dance ini.

Musik, terutama musik evergreen, musik country, dan musik latin, tampaknya sudah menjadi satu kesatuan dengan komunitas line dance. Tidaklah heran apabila penikmat musik dan penggemar line dance selalu meramaikan tempat-tempat nongkrong di kawasan Serpong. Setiap jenis musik memiliki penggemarnya masing-masing.

Bagi penikmat musik dan pencinta line dance, Serpong memang ”surga”. Tiada hari tanpa musik.

Bagi penikmat musik dan pencinta line dance, Serpong memang ”surga”. Tiada hari tanpa musik. Minggu malam, kita bisa menikmati musik country The Old Friends di The Breeze BSD hingga pukul 22.00. Selepas pukul sepuluh malam, penggemar line dance melanjutkan bergoyang dengan musik jadul Abadi Soesman di Downtown Walk Summarecon Mal Serpong hingga tengah malam.

Senin malam, kita bisa menikmati lagu-lagu The Beatles di Downtown Walk Summarecon Mal Serpong, pada Selasa malam menikmati musik latin dan sejenisnya di Living World, Alam Sutera. Rabu malam, penggemar line dance mendatangi TangCity, pada Kamis malam menikmati lagu-lagu jadul yang dibawakan Abadi Soesman di The Breeze.

Jumat malam, penikmat musik jazz bisa mendatangi Intro Jazz Cafe dan The Breeze BSD. Sabtu malam, Anda bebas ke mana saja. Hampir semua tempat nongkrong di Serpong menggelar acara musik, mulai dari Teras Kota BSD, BSD Square, Mall @Alam Sutera, Living World, sampai Summarecon Mal Serpong.

Sungguh tidaklah berlebihan apabila Serpong disebut ”surga” bagi penikmat musik dan penggemar line dance. Semuanya ada!

Melihat perkembangan ini, sungguh tidaklah berlebihan apabila Serpong disebut ”surga” bagi penikmat musik dan penggemar line dance. Semuanya ada!

SUMBER: KOMPAS SIANG DIGITAL EPAPER, SABTU 6 DESEMBER 2014