ROBERT ADHI KSP
Film-film tentang sepak terjang jurnalis cukup banyak dibuat. Salah satunya adalah “State of Play” (2009), yang mengisahkan upaya wartawan Washington Globe, Cal McAffrey (diperankan Russell Crowe) menyelidiki kematian Sonia Baker, staf yang juga “kekasih” anggota Kongres Amerika Serikat, Stephen Collins (diperankan Ben Affleck).
Tewasnya Sonia Baker memunculkan kecurigaan karena diduga gadis berusia 25 tahun itu bukan akibat kecelakaan tetapi sengaja didorong sehingga korban jatuh dan disambar kereta di stasiun bawah tanah di Washington DC.
Cal kenal dekat dengan Stephen Collins dan istri Steph, Anne (diperankan Robin Wright) karena ketiganya kuliah di universitas yang sama. Bahkan Cal dan Collins saat kuliah adalah teman satu kamar kos. “Ada tiga lusin wartawan berkemah di depan rumahku. Aku memilih ke apartemenmu,” kata Collins kepada Cal.
Steph menceritakan kepada Cal, sebagai anggota Kongres saat itu dia sedang memimpin penyelidikan terhadap PointCorp, perusahaan kontraktor keamanan swasta yang didirikan 100 anggota pensiunan paramiliter pasukan khusus Amerika Serikat.

“Perkawinanku dengan Anne bermasalah. Lalu muncul Sonia dan kami menjalin hubungan romantis,” ungkap Steph kepada Cal. Steph tidak yakin Sonia bunuh diri karena pagi sebelum meninggal, Sonia mengirimkan video kepada Steph. “Melihat video ini, tak ada tanda-tanda dia akan bunuh diri,” kata Steph. Istri Steph, Anne, juga mengunjungi Cal di apartemennya di kesempatan terpisah, membahas banyak hal.
Awalnya Cal McAffrey curiga kematian Sonia Baker diduga juga berkaitan dengan kematian Deshaun Stagg (pecandu narkoba) yang ditemukan tewas ditembak. Karena memiliki hubungan baik dengan petugas forensik, Cal ke ruang forensik, mencatat nomor telepon yang muncul di ponsel Deshaun Stagg. “Apakah Sonia Baker terlibat narkoba?” tanya Cal ke blogger Della Frye (diperankan Rachel McAdams) yang diminta Cal ikut membantunya menginvestigasi kematian Sonia dan Deshaun, dan penembakan Verno Sando (pengantar pizza) yang masih dirawat di rumah sakit.
Hasil investigasi menunjukkan, Deshaun rupanya seorang pencuri tas pengunjung Starbucks — biasanya dia menjual kembali tas curiannya. Pada hari itu, kebetulan Deshaun mencuri tas pembunuh yang berisi sejumlah foto Sonia Baker. Siapa yang menghendaki Sonia tewas?
Della diminta Cal ke rumah sakit DC, menemui Verno Sando yang kondisinya mulai stabil. Saat akan mewawancarai Sando, Della menyaksikan pengantar pizza itu tewas ditembak dari jarak jauh. Setelah memeriksa rekaman di stasiun metro DC, Della memberi tahu Cal bahwa dia pernah berpapasan – saat keluar dari lift RS DC – dengan lelaki yang diduga mendorong Sonia Baker hingga terjatuh.
Cal McAffrey dan Della Frye mulai menduga ada konspirasi tingkat tinggi yang melibatkan perusahaan kontraktor keamanan swasta — yang sedang diselidiki Stephen Collins. Dari informasi Steph diketahui, harta PointCorp bertambah 250 juta dollar AS setelah mendapat kontrak perang di Irak dan Afganistan.
Washington Globe menggelar rapat yang diikuti detektif Donald Bell dari Kepolisian DC (diperankan Harry Lenix) yang memberi batas waktu 72 jam kepada surat kabar tersebut untuk membantu mengungkap kasus pembunuhan. Petinggi Washington Globe, Cameron Lynne (diperankan Helen Mirren) membentuk tim investigasi di surat kabar itu untuk membantu Cal McAfrrey dan Della Frye.
Della mendapatkan informasi bahwa Collins melunasi utang kartu kredit Sonia sejumlah 40.000 dollar AS. Cal kemudian mengonfirmasikan info ini ke istri Steph. “Kami punya dua apartemen dan sedang melunasi cicilannya. Kami tak mungkin memberi 40.000 dollar AS kepada Sonia,” jelas Anne Collins.
Hasil investigasi berikutnya menunjukkan, lelaki yang terlihat dalam rekaman di stasiun metro DC adalah anggota militer prajurit infantri yang bekerja untuk Fred Summers. Cal mendatangi Summers di apartemennya dan bertemu dengan lelaki misterius di dalam foto. “Aku ingin bertemu dengan Fred Summers,” kata Cal kepada lelaki itu. “Dia sedang ke luar negeri,” sahutnya singkat.
Ketika di parkiran, Cal merasa dibuntuti lelaki misterius ini. Dia bersembunyi sampai ada empat orang di parkiran naik mobil. Cal nekad bergelantungan di mobil itu meski ditembaki lelaki misterius. Mobil itu akhirnya terhenti setelah menabrak mobil patroli polisi — masih di parkiran. Sang lelaki menghilang, Cal lolos dari kejaran pembunuh. Setelah diselidiki lebih jauh, ternyata Fred Summers sudah meninggal dunia bulan Maret lalu.
Sementara itu, dari informasi detektif DC diperoleh kabar bahwa informan Della yaitu Mandi Brokaw, perempuan gipsy pencandu narkoba yang tahu ihwal Deshaun Stagg ditemukan tewas ditembak. Mandi Brokaw adalah orang yang memberi informasi kepada Della tentang Deshaun yang sering mencuri tas pengunjung kedai kopi.
Cal McAffrey mencoba meyakinkan pimpinan medianya bahwa inti cerita adalah PointCorp, bukan soal gosip teman sekamar Sonia Baker — yang diulas media lain. Cameron memberi ultimatum, Cal harus mengirim artikelnya malam itu juga karena sudah mendekati tenggat waktu.
Pada saat mulai kehabisan waktu, Cal mendapatkan nama Dominic Foy (diperankan Jason Bateman) yang bekerja untuk anak perusahaan PointCorp di bidang pelobian. Cal menemui Dominic di Daily Grill, lalu mengajaknya ngobrol mendalam di salah satu hotel murah. Cal merekam pertemuan itu diam-diam.
Dari informasi Dominic, Cal mengetahui Sonia Baker sebenarnya bekerja untuk PointCorp dengan bayaran tinggi. Sonia diminta memata-matai Stephen Collins.
“Apakah Sonia tidur dengan Collins?” tanya Cal.
“Dia terlibat sendiri dan merusak segalanya,” jelas Dominic.
“Bagaimana mereka membuat Sonia menjadi staf Collins?” kejar Cal. Dominic tidak memberi jawaban atas pertanyaan tersebut.
“Saya ingin tahu siapa yang menaruh Sonia menjadi staf Collins,” lanjut Cal.
Karena Dominic tetap diam akhirnya Cal menghubungi Steph Collins lewat telepon.”Bagaimana Anda mempekerjakan Sonia dan siapa nama yang merekomendasikan?” tanya Cal kepada Steph.
“Fergus. George Fergus,” jawab Steph. George Fergus adalah anggota Kongres,
Cal mengundang Steph ke kamar 408 hotel tempat dia mewawancarai Dominic Foy.
“Saya ingin mendapatkan dua sisi cerita,” katanya kepada Steph. “Sonia dibunuh setelah berhenti memasok informasi,” kata Cal.
“Bagaimana Anda bisa tahu?” tanya Steph. Cal memperdengarkan rekaman wawancara dengan Dominic.
Dalam rekaman wawancara, Dominic menceritakan kepada Cal, “Sonia menangis karena Collins. Sonia mencintainya. Dia hamil. Dia tidak memberi tahu Collins. Dia takut Collins tidak menginginkannya dan bayinya. Dia takut sehingga membakar gajinya senilai ribuan dollar. Setelah itu aku mendengar kabar dia meninggal karena dibunuh. Saya tak mau ikut campur. Saya ketakutan. Anda boleh menulis cerita saya tetapi jangan libatkan saya.”
Cal meminta konfirmasi kepada Steph dan mencari pembuktian agar bisa menyeret pelakunya. Steph marah karena tidak tahu Sonia hamil, kemudian mendatangi kamar hotel tempat Dominic berada dan memukulinya.
Cal McAffrey mendatangi George Fergus, yang juga petinggi PointCorp. “Sonia Baker mengumpulkan informasi tentang PointCorp. perusahaan kontraktor keamanan swasta, perusahaan yang terlibat dalam pembunuhannya,” kata Cal meminta konfirmasi kepada Fergus tapi Fergus berang.
Sementara itu pimpinan Washington Globe tidak mau menurunkan artikel Cal dan Della bila tak ada bukti rekaman narasumber. Dalam kondisi genting, Cal kedatangan Steph Collins dan Anne di kantor surat kabar tersebut. “Kamu mau (mendengarkan) cerita kan?” tanya Steph.
Steph Collins mengungkapkan, Sonia Baker datang ke kantornya pada April 2007 bekerja sebagai staf riset di kantornya. “Dia direkomendasikan oleh orang terkemuka di Senat. Setelah tiga bulan bekerja, Sonia dan saya memulai hubungan romantis. Saya tahu dia ditempatkan di kantor saya sebagai mata-mata. Tentakel PointCorp mencapai setiap sudut. PointCorp memiliki Angkatan Darat sendiri dan mengendalikan perangkat intelijen sendiri,” jelas Steph.
Pada saat hubungan Sonia dan Steph berkembang jauh, Sonia berhenti memata-matai Steph, berhenti memasok informasi tentang Steph. “Saya percaya mereka membunuhnya,” kata Steph kepada Cal. “Kematian Sonia hanya dianggap sebagai kerusakan biasa oleh PointCorp,” lanjutnya.
Anne, istri Collins menyadari suaminya dijebak. “Sonia dibayar 26.000 dollar AS sebulan untuk tidur dengan Steph,” kata Anne kepada jurnalis itu.
Cal dan Della tampak puas setelah mendengar penjelasan Steph dan Anne.
“Aku pikir kamu sibuk mengetik untuk menulis cerita ini di web,” kata Cal kepada Della.
“Aku pikir cerita sebesar ini harus dicetak di surat kabar cetak lebih dulu, bukan di web,” kata Della kepada Cal.
(Pendapat saya: dialog Cal MvAffrey dan Della Frye ini menunjukkan “persaingan” media cetak dan media online di Amerika Serikat pada saat film ini digarap tahun 2009. Persaingan itu dapat diatasi dengan konten yang berbeda. Media cetak akan lebih unggul jika memuat tulisan-tulisan investigatif, sedangkan media online lebih mengandalkan kecepatan – dan seringkali tanpa konfirmasi).
Dialog Cal McAffrey dan Della Frye ini menunjukkan “persaingan” media cetak dan media online di Amerika Serikat pada saat film itu dibuat pada 2009. Persaingan itu dapat diatasi dengan menonjolkan konten yang berbeda. Media cetak tetap akan dicari pembaca jika lebih unggul dalam tulisan-tulisan investigatif dibandingkan media online yang mengandalkan kecepatan – dan seringkali tanpa konfirmasi.
CATATAN ROBERT ADHI KSP TENTANG “STATE OF PLAY“
Cal mendadak ingat ucapan Steph kepada dia. “Bagaimana Steph tahu bahwa Sonia Baker dibayar 26.000 dollar sebulan? Padahal saya baru membahas soal ini hanya dengan Anne? Bahkan dalam rekaman pun, jumlah itu tidak disebutkan rinci,” pikir Cal. Dia menemukan foto Steph saat bertugas di Kuwait tahun 1991 sebagai anggota militer bersama lelaki misterius yang belakangan diketahui bernama Robert Bingham.
“Tolong minta Cameron tahan dulu mencetak halaman depan,” kata Cal kepada Della.
Cal langsung menemui Steph di kantornya malam itu juga dan menanyakan lebih jauh. “Bagaimana Anda bisa kenal dengan Robert Bingham?”
“Saya menyelamatkan anak usia 17 tahun saat di Kuwait tahun 1991. Dia tentara yang baik. Angkatan Darat adalah hidupnya. Tapi dia bermasalah sehingga dikeluarkan,” jawab Steph.
“Jadi ada orang yang tidak waras yang Anda ketahui, dan dia menakut-nakuti Sonia?”
“Saya meminta Bingham membuntuti Sonia karena saya tahu dia menyembunyikan sesuatu. Karena pada saat saya masuk, ada faks masuk. Saya curiga. Saya minta Bingham mengamatinya dan melaporkan kembali kepada saya,” aku Steph.
“Anda pembohong, Steph!” kata Cal geram, lalu meninggalkan kantor Steph. Saat akan kembali ke mobil, Cal didatangi Bingham, lengkap dengan senjatanya. “Tentara yang baik adalah membela negara dan teman,” kata Bingham kepada Cal. Pada saat genting itulah, polisi DC mengepung Bingham dan menembak mati sang pembunuh.
Polisi DC kemudian menangkap Stephen Collins, anggota Kongres, yang juga teman satu kamar Cal saat kuliah bersama. Steph membongkar keterlibatan Steph dalam pembunuhan Sonia Baker dan tiga orang lainnya.
Pada akhir cerita, Cal sibuk mengetik dan menyelesaikan artikel untuk dimuat di surat kabar Washington Globe. “Kami sudah menahan untuk tidak mencetak frontpage dan menunggu empat jam untuk bisa memuat ceritamu di halaman depan,” kata Cameron kepada Cal.
Judul utama Washington Globe adalah Congressman Implicated in Murders, dan judul tulisan pendukung PointCorp Target of Corruption Probe.
Film yang berdurasi 2 jam 7 menit yang disutradari Kevin Macdonald ini digarap berdasarkan skenario yang ditulis Matthew Michael Carnahan, Tony Gilroy, dan Billi Ray. Film yang menghabiskan biaya sekitar 37 juta dollar AS ini meraup pendapatan kotor dari seluruh dunia senilai 87,8 juta dollar AS.
Film “State of Play” menggambarkan kegigihan jurnalis melakukan investigasi, membongkar keterlibatan anggota Kongres dalam kasus pembunuhan. Demikianlah seharusnya tugas jurnalis media cetak dikerjakan di era digital seperti sekarang. Melakukan investigasi mendalam, turun ke lapangan untuk mengumpulkan fakta-fakta, mewawancarai berbagai sumber untuk melengkapi tulisan investigasi. Jurnalis sejati tidak menulis kabar bohong tanpa bukti, apalagi tanpa konfirmasi.
CATATAN ROBERT ADHI KSP TENTANG “STATE OF PLAY”
Menurut pendapatku, film yang ditayangkan di Netflix ini sangat layak ditonton oleh siapa saja. Sebuah film yang menggambarkan kegigihan jurnalis melakukan investigasi, membongkar keterlibatan anggota Kongres dalam kasus kejahatan. Demikianlah seharusnya tugas jurnalis media cetak di era digital seperti sekarang. Melakukan investigasi mendalam, turun ke lapangan untuk mengumpulkan fakta, mewawancarai berbagai sumber untuk mendukung tulisan investigasi. Jurnalis sejati tidak menulis kabar bohong tanpa bukti, apalagi tanpa konfirmasi.
Meskipun “State of Play” film yang digarap dan diputar di layar bioskop pada 2009, namun konten film ini masih tetap relevan, terutama di Indonesia – ketika sejumlah media cetak sekarat dan mati; nafas media cetak makin sesak dan membutuhkan “oksigen”. Media cetak membutuhkan “oksigen” berupa liputan-liputan investigasi yang dikerjakan dengan teliti dan serius agar tetap dinikmati pembaca setia. Dengan demikian, media cetak tetap hidup dan “bernyawa”.
Meskipun “State of Play” film yang diputar di layar bioskop dunia pada 2009 silam, namun konten film ini masih tetap relevan, terutama di Indonesia – ketika sejumlah media cetak sekarat dan mati; nafas media cetak makin sesak dan membutuhkan “oksigen”. Media cetak membutuhkan “oksigen” berupa liputan-liputan investigasi yang dikerjakan dengan teliti dan serius agar tetap dinikmati pembaca setia. Dengan demikian media cetak tetap hidup dan “bernyawa”.
CATATAN ROBERT ADHI KSP TENTANG “STATE OF PLAY”
ROBERT ADHI KUSUMAPUTRA, penikmat film. Bahan tulisan bersumber dari film “State of Play” di Netflix. Sumber poster film: IMDb.com. Sumber trailer film: Movieclips Classic Trailer.