Seorang ibu mampu merawat 10 anak, tetapi 10 anak belum tentu mampu merawat seorang ibu. Ini menunjukkan betapa vital peran ibu dalam keluarga.
WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN
Figur seorang ibu erat kaitannya dengan cinta dan kasih sayang. Kedua hal itu merupakan elemen penting untuk mempersatukan keluarga. Selain itu, masa depan seorang anak juga bergantung pada pola asuh seorang ibu.
Hal itu terangkum dalam buku bertajuk Katrina Pemersatu Keluarga Wanandi karya Robert Adhi Kusumaputra. Dalam peluncuran buku tersebut di Jakarta, Rabu (30/11/2022) malam, Robert menyampaikan, ibu berperan kuat dalam kesatuan dan persatuan setiap anggota keluarga.
Sosok Katrina merupakan seorang ibu bagi 7 anak, nenek bagi 20 cucu, dan buyut bagi 36 cicit. Dengan anggota keluarga sebesar itu, potensi perpecahan tidak dapat dihindarkan. Kehadiran seorang ibu di tengah-tengah anaknya mampu menyelesaikan bahkan menghilangkan potensi perpecahan.
”Dalam sebuah keluarga, ibu merupakan simbol pemersatu. Cinta dan kasih sayang ibu kepada anak-anaknya memberi rasa aman dan nyaman. Oleh karena itu, peran ibu sangat besar,” ujar Robert.

Meskipun begitu, cinta dan kasih sayang saja tidak membuat figur ibu dapat menjadi simbol pemersatu keluarga. Ini perlu didukung elemen lain, seperti sikap kemandirian, keberanian, dan keterbukaan terhadap ilmu pengetahuan.
Buku Katrina Pemersatu Keluarga Wanandi, menurut Robert, sangat layak dibaca oleh keluarga-keluarga Indonesia yang memiliki banyak anggota keluarga. ”Terutama bagi keluarga yang sebagian besar anggotanya terjun dalam dunia bisnis,” kata Robert.
Mantan Wakil Presiden RI 2004-2009 dan 2014-2019 Jusuf Kalla mengatakan, seorang ibu tiga kali lebih dicintai oleh anak-anaknya. Dalam kasus Katrina, kata Kalla, ia menerapkan pola mendidik secara disiplin yang diimbangi kasih sayang untuk mendorong anak-anaknya maju dan berkembang. Hal Ini dapat dilihat dari anak-anaknya yang berhasil dalam kehidupan keluarga, mengabdi kepada masyarakat, bangsa, dan negara dengan karya dan talenta masing-masing.
”Ibu Katrina ini dapat menjadi contoh dan teladan bagi keluarga-keluarga Indonesia dalam membina kehidupan, mendidik anak-anak mereka dengan disiplin tanpa mengabaikan cinta dan kasih sayang,” ujarnya.

Secara terpisah, sosiolog dari Universitas Nasional, Sigit Rochadi, mengutarakan, ibu memiliki kedudukan khusus dalam suatu keluarga. Sering kali dikatakan, seorang ibu mampu merawat 10 orang anak, tetapi 10 orang anak belum tentu mampu merawat seorang ibu. Ini menunjukkan betapa pentingnya peran ibu dalam keluarga.
”Dalam konsep keluarga tradisional, pekerjaan hanya ada dua jenis, yakni pekerjaan domestik atau rumah tangga dan pekerjaan publik. Pembagian kerja ini terbagi secara seksual, ayah memegang pekerjaan publik dan ibu pekerjaan domestik. Karena inilah ibu dominan dalam mengatur segala hal yang berhubungan dengan rumah, mulai dari makanan, ketertiban, hingga moralitas,” tuturnya.
Dalam keluarga yang besar dan memiliki banyak anggota, perpecahan tidak dapat dihindarkan. Konflik dalam keluarga biasanya dipicu oleh perbedaan perlakuan kepada setiap anak. Namun, saat ini permasalahan pemicu konflik lebih kompleks, tetapi sebagian besar adalah persoalan ekonomi dan diskriminasi perlakuan.
Ketidakhadiran figur ibu dalam keluarga berarti tidak ada ikatan yang kuat, baik dengan anak maupun cucu-cucunya, sehingga tidak ada pemersatu dalam keluarga. ”Kalau ibu tidak ada, secara otomatis ikatan emosi kakak dengan adik akan semakin renggang,” katanya.
Pada dasarnya, fungsi ibu adalah pembentukan afeksi dan pola pikir, seperti kejujuran serta tanggung jawab. Fungsi tersebut juga dapat digantikan oleh anak perempuan tertua meski tidak sekuat figur ibu.
SUMBER: KOMPAS.ID, 30 NOVEMBER 2022