
Nama Maroko, negara di Afrika Utara dan tetangga Spanyol yang dipisahkan oleh Selat Gibraltar, mendadak populer di seluruh dunia setelah tim sepakbola negeri itu lolos ke semi final, menumbangkan Portugal, Spanyol, dan Belgia. Maroko menjadi negara Afrika pertama yang menembus semi final Piala Dunia.
Beberapa pesepakbola Maroko “merumput” di klub-klub Spanyol di La Liga. Kiper Maroko, Yassine Bounou, yang bermain cemerlang di Piala Dunia 2022 adalah kiper Sevilla. Youssef En-Nesyri, pencetak gol kemenangan Maroko atas Portugal, adalah penyerang Sevilla. Pemain lainnya yang bermain di La Liga adalah Abde Ezzalzouli (Osasuna), Jawad El Yamiq (Valladolid), dan Munir El Haddadi (Getafe).
Selain itu, Hakim Ziyech (Chelsea), Nayef Aguerd (West Ham), Achraf Hakimi (PSG), Noussair Mazraoui (Bayern Muenchen), Sofyan Amrabat (Fiorentina), Abdelhamid Sabiri (Sampdoria), Zakaria Aboukhlal (Toulouse), Sofiane Boufal (Angers), Walid Cheddira (Bari), Bilal El Khannous (Genk), Selim Amallah (Standard Liege) dll. Mereka sudah terbiasa bermain di klub-klub Eropa, dan sebagian besar sudah mengenal para pemain lawan. Hakimi misalnya, adalah rekan Kylian Mbappe di Paris St Germain – Paris, Perancis. Kedua sahabat ini akan menjadi lawan pada Kamis15 Desember 2022 pukul 02.00 WIB ketika Maroko berhadapan dengan Perancis.
Indonesia punya hubungan khusus dengan Maroko. Nama Kasablanka (Casablanca) — kota terbesar di Maroko, pernah menjadi nama jalan (yang kemudian diganti menjadi Jalan Dr Satrio). Warga Jakarta tetap mengenal Kasablanka karena nama ini digunakan pengembang Pakuwon Jati menjadi nama mal: Kota Kasablanka atau disingkat menjadi Kokas — pusat gaya hidup di wilayah timur-selatan Jakarta.
Sebaliknya, di Rabat, ibu kota Maroko, ada Jalan Ahmed Sukarno, Jalan Jakarta, dan Bundaran Bandung. Presiden pertama Republik Indonesia pernah berkunjung ke Maroko pada 2 Mei 1960 dan meresmikan nama-nama jalan tersebut. Rakyat Maroko sudah mengenal nama Sukarno dari pidato pemimpin Indonesia itu pada Konferensi Asia-Afrika 18 April 1955 di Bandung.
Setelah 67 tahun KAA, Maroko bangkit menumbangkan negara-negara yang pada masa lalu pernah menjalankan imperialisme dan kolonialisme. Mampukah Maroko menumbangkan Prancis di semi final Piala Dunia 2022? (ROBERT ADHI KUSUMAPUTRA, dari berbagai sumber)