ROBERT ADHI KSP
Di ruangan pusat kendali (command center) di salah satu gedung di kawasan BSD, Tangerang, Banten, terpasang delapan layar televisi. Tiga orang yang bertugas Sabtu (15/4) malam mengamati layar- layar yang terhubung dengan 44 kamera pemantau (CCTV) yang dipasang di sejumlah titik di kawasan kota baru tersebut. Sampai tiga tahun ke depan akan dipasang 300 CCTV di seluruh wilayah yang dibangun pengembang properti ini.

“Pusat kendali ini mengatur lalu lintas, keamanan, dan transportasi bus yang beroperasi di wilayah kami,” kata CEO Sinarmas Land (SML) Michael Widjaja dalam percakapan dengan Kompas, Sabtu lalu. Saat ini jumlah penghuni BSD sekitar 32.000 jiwa. Perkembangan wilayah Serpong yang begitu pesat membuat pengembang swasta ini berpikir perlu membantu pemerintah dan aparat keamanan.
Awalnya saat pelaksanaan Gaikindo Indonesia International Auto Show 2015 digelar di Indonesia Convention Exhibition (ICE), wilayah BSD mengalami kemacetan yang luar biasa.
“Sejak itu kami berpikir lalu lintas di wilayah ini perlu diatur dengan bantuan teknologi digital,” kata Michael.
Pada 2016, muncul inisiatif untuk mengembangkan digital hub di BSD. Kebutuhan akan pusat kendali dan inisiatif digital datang pada waktu hampir bersamaan. Command center punterealisasi dalam waktu singkat.
Namun, pengaturan lalu lintas dan keamanan yang terhubung dengan kantor polisi setempat ini belum mencapai seluruh wilayah BSD, baru di wilayah barat BSD.
“Seharusnya wilayah timur BSD, dari Kencana Loka, Sevilla, De Latinos, Griya Loka, Nusa Loka, Anggrek Loka, sampai Giri Loka, dan Puspita Loka juga dijangkau. Toh, mereka juga penghuni BSD,” kata seorang warga BSD. Michael berjanji pada tahap berikutnya wilayah timur juga dijangkau CCTV agar lalu lintas dan keamanan dapat selalu dipantau.
Command center ini merupakan bagian dari rencana digital hub, kawasan komunitas digital seluas 26 hektar di BSD.
MICHAEL WIDJAJA
“Command center ini merupakan bagian dari rencana digital hub, kawasan komunitas digital seluas 26 hektar di BSD,” kata cucu taipan Eka Tjipta Widjaja ini. Kawasan komunitas digital ini diproyeksikan menjadi semacam “Silicon Valley” Indonesia.
Digital hub yang dibangun dengan dana Rp 5 triliun itu dilengkapi dengan ruang rapat interaktif, gaming room, VR room, dan lainnya, yang menunjang operasional perusahaan teknologi dan digital, mulai dari usaha rintisan (start up) sampai industri kreatif.
Perusahaan asal Amerika Serikat, Apple Inc, mulai membangun pusat riset di BSD, September mendatang, dan ini akan menjadi pusat riset ketiga di dunia yang dibangun di luar AS.
Kerja sama dengan Qlue
Terkait inisiatif digital, SML bekerja sama dengan Qlue, yang berpengalaman membangun sistem layanan publik digital di seluruh wilayah DKI Jakarta. Lewat aplikasi Qlue, warga Jakarta dapat melaporkan berbagai peristiwa di Ibu Kota, mulai dari kemacetan lalu lintas, banjir, kebakaran, pohon tumbang, sampai aksi kriminal, dan lainnya.
Laporan dan komplain warga langsung direspons pemerintah untuk ditindaklanjuti. Qlue merupakan bagian dari program Jakarta Smart City yang diresmikan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama pada 15 Desember 2015.
SML lalu menggandeng Qlue dan meluncurkan aplikasi One Smile bagi pengguna ponsel dengan sistem operasi Android dan iOS. Melalui aplikasi ini, semua penghuni BSD dan pekerja yang berkantor di kawasan ini mendapatkan informasi tentang transportasi, mulai dari jadwal feeder bus BSD-Jakarta (dengan rute ke Ratu Plaza, Mangga Dua, dan Pasar Baru); BSD City Shuttle (dengan rute ke halte bus Trans-BSD, Icon Centro, kluster De Park, The Breeze, Aeon, ICE); rute bus transjakarta BSD City yang mangkal di samping Giant/Lembur Kuring ke Grogol lewat tol Tangerang- Tomang; sampai jadwal KRL Commuter Line.
Lewat aplikasi One Smile, warga juga dapat membayar iuran pengelolaan lingkungan, tagihan air dan listrik, pembelian voucer kartu prabayar dan pascabayar, pembayaran BPJS Ketenagakerjaan/Kesehatan, serta multifinance. Warga juga dapat memesan makanan lewat Grab- Food dan Go-Food. Pengguna aplikasi ini juga dapat memesan tiket secara daring (online), mulai tiket masuk wahana Ocean Park dan BSD Xtreme Park, sampai tiket acara-acara yang digelar di ICE.
Yang terpenting, warga dapat melaporkan dan menyampaikan komplain ke pengembang SML lewat aplikasi One Smile lewat chat (percakapan online), surat elektronik (e-mail), dan telepon. Pada hari kerja, respons hanya 1-2 menit. Pada akhir pekan, respons ditindaklanjuti pada awal pekan.
Sebenarnya yang paling tepat tampil di depan membangun infrastruktur digital ini adalah pemerintah daerah karena ini menyangkut layanan publik. Inisiatif pengembang swasta SML membangun command center, aplikasi One Smile, dan kawasan komunitas digital (digital hub) perlu diapresiasi.
Inisiatif pengembang swasta SML membangun command center, aplikasi One Smile, dan kawasan komunitas digital (digital hub) perlu diapresiasi.
SML tidak hanya membangun rumah, rumah toko, dan fasilitas pelengkap seperti yang dilakukan pengembang properti umumnya, tetapi juga membuat kawasan ini memiliki “roh dan jiwa”, bukan sekadar deretan bangunan. (ROBERT ADHI KSP)
SUMBER: HARIAN KOMPAS, SENIN 17 APRIL 2017 HALAMAN METROPOLITAN