ROBERT ADHI KSP
Kegairahan rakyat Indonesia meramaikan Pemilihan Presiden 2014 sangat terasa, terlebih di dunia maya. Bahkan, pesta sepak bola dunia di Brasil pun kalah semarak. Tiada hari tanpa komentar di media sosial Twitter dan Facebook. Berhari-hari topik tren di Twitter adalah seputar pemilihan presiden serta dua pasang calon presiden-calon wakil presiden Republik Indonesia.
Gairah dalam pilpres terlihat sejak debat capres-cawapres diadakan kali pertama pada hari Senin (9/6) malam. Tema debat malam itu adalah ”Pembangunan Demokrasi, Pemerintahan yang Bersih dan Kepastian Hukum”.
Pada hari itu mendadak situasi lalu lintas di Jakarta dan sekitarnya relatif lengang. Padahal, biasanya setiap Senin malam kondisi lalu lintas Jakarta macet.
Antusiasme warga Jakarta menyaksikan acara debat sangat tinggi. Mereka yang masih berada di pusat perbelanjaan misalnya menyaksikan melalui televisi. Mereka yang berada di mobil menyetel radio yang menyiarkan langsung acara debat itu.
Setelah itu, empat acara debat selalu dinanti-nanti. Pendukung dua pasang capres-cawapres dan pengguna media sosial selalu mengomentari debat-debat itu. Tidak heran bila topik tren (trending topic) Twitter di Jakarta, Indonesia, bahkan dunia dipenuhi dengan hashtag (#) atau tagar yang berkaitan dengan pilpres.
Rakyat Indonesia memang terbelah dalam pilpres ini. Ini tercermin di dunia maya ketika banyak pengguna Facebook melakukan unfriend, unfollow, dan block orang-orang yang mengumbar fitnah. Tren yang sama dilakukan pengguna Twitter.
Namun, kegairahan pilpres dalam dunia maya tak surut dengan serangan fitnah dan kampanye hitam.
Beberapa tagar yang menjadi topik tren dunia antara lain #JokowiUltah pada saat Jokowi merayakan ulang tahun ke-53 pada 21 Juni dan tagar #AkhirnyaMilihJokowi ketika banyak artis dan seniman menyatakan dukungan mereka kepada Jokowi pada akhir pekan lalu.
Dalam masa tenang yang dimulai hari Minggu (6/7), tagar #DoaUntukJokowi juga menjadi topik tren dunia. Tagar-tagar ini umumnya dipelopori artis dan seniman Indonesia seperti Mira Lesmana, Pandji Pragiwaksono, Glenn Fredly, dan Sherina, yang memiliki banyak follower.
Hari Senin (7/7) ini, tiga topik tren Twitter di Indonesia berkaitan dengan pilpres, yaitu #Jokowi_utkNKRIHebat di urutan pertama, #9JuliJanganSalahPilih (urutan kedua), #PilihNo2_utkNKRIHebat (posisi ketiga).
Bukan hanya itu. Di YouTube, berbagai kelompok pendukung capres mengunggah deklarasi mereka dengan cara-cara unik.
Kegairahan dalam pilpres tidak hanya terasa di dunia maya, tetapi juga di dunia nyata. Salah satunya adalah ketika puluhan ribu orang memadati Gelora Bung Karno Jakarta pada Sabtu lalu dengan sukarela, tanpa dibayar. Kegairahan pilpres sangat terasa karena semua lapisan masyarakat berkumpul di tempat yang sama karena kesamaan pilihan.
Banyak orang yang datang membawa keluarga masing-masing. Pada umumnya mereka mengaku belum pernah mendatangi acara kampanye pilpres dan pilkada. Namun pada hari itu, mereka tergerak datang dan mendukung serta menanti capres pilihan mereka bicara. Tak ada kekhawatiran acara itu akan rusuh. Dan memang, konser yang dikemas dengan acara ngabuburit itu berakhir dengan damai.
Mencengangkan
Selama ini pemilihan presiden membuat banyak orang apatis dan tak mau tahu. Namun, kali ini minat orang Indonesia memilih capres mencengangkan dunia.
Di berbagai negara, panitia pemilihan luar negeri (PPLN) mengaku kewalahan melayani warga negara Indonesia yang ingin menyoblos. Jumlah pemilih naik berkali-kali lipat.
Pengguna media sosial yang bermukim di luar negeri menceritakan bagaimana mereka rela datang ke TPS dari tempat yang jauh untuk ikut menjadi bagian yang menentukan nasib bangsa.
Di Hongkong misalnya antrean pemilih mengular. Banyak yang harus menunggu sampai tiga jam. Bahkan, sekitar 800 buruh migran Indonesia tak bisa menyoblos karena tempat pemungutan suara (TPS) sudah ditutup.
Banyak yang mempertanyakan mengapa panitia pemilihan menghilangkan hak politik mereka yang ingin menyoblos. Kisruh pemilihan di Hongkong menjadi perbincangan di Facebook dan Twitter dengan tagar #Hongkong.
Intimidasi
Dalam suasana intimidasi, dan politik uang, rakyat Indonesia kini sudah berani menyampaikan pilihannya. Rakyat Indonesia kini bangga dengan capres pilihan. Rakyat muak dengan upaya menghalalkan segala cara untuk memenangkan pilpres ini.
Pilpres 2014 diwarnai kampanye hitam berisi fitnah. Serangan terhadap capres nomor urut 2 datang bertubi-tubi. Antara lain melalui tabloid Obor Rakyat yang dikirim ke pesantren-pesantren di berbagai daerah, bahkan melalui stasiun televisi nasional, TVOne.
Dewan Pers memberikan rekomendasi kepada Kepolisian RI bahwa Obor Rakyat bukan produk jurnalistik. Dewan Pers juga mendesak TVOne meminta maaf kepada PDI-P setelah televisi itu memfitnah parpol itu dengan tudingan komunis. Dewan Pers mengambil sikap tegas di tengah kampanye hitam yang tidak sehat tersebut. Sikap Dewan Pers ini patut diapresiasi.
Salah satu dampak positif akibat maraknya kampanye hitam dan fitnah ini adalah munculnya kesadaran bersama bahwa Indonesia perlu diselamatkan. Kelompok-kelompok relawan terus bermunculan. Salah satu cara menyelamatkan Indonesia adalah dengan mendatangi TPS dan menyoblos capres pilihan, serta mengawasi pelaksanaannya, merekam hasilnya.
Kegairahan rakyat memilih presiden di mancanegara dan di dalam negeri menunjukkan kegairahan rakyat dalam berdemokrasi. Karena itu, rakyat berharap pilpres tidak dinodai dengan cara-cara tidak demokratis.
SUMBER: DUDUK PERKARA, KOMPAS SIANG DIGITAL EPAPER, SENIN 7 JULI 2014